Jpnindonesia.com Jakarta  – Dewan Direksi dan Manajemen PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi Tbk atau JMASyariah (JMAS kode sahamnya) menggelar RUPS dan Publik Expose, Jum’at 22 Juli 2022.
Perseroan akan melakukan diversifikasi pada beberapa bidang untuk meningkatkan pencapaian positif kinerja perseroan yang terjadi di sepanjang Januari–Juni 2022. 

“Perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp2, 52 miliar per 30 Juni 2022 usai mengalami kerugian sebesar Rp2,33 miliar di periode yang sama tahun 2021, sementara per Desember 2021 laba bersih perseroan diangka Rp4,85 miliar,”  kata Presiden Direktur JMA Syariah  Basuki Agus.

Basuki mengatakan bahwa kinerja perseroan hingga semester I/2022 menunjukkan peningkatan seperti pada aset yang mengalami kenaikan dari Rp249,05 miliar per 31 Desember 2021 menjadi Rp308,02 miliar per 30 Juni 2022. Ekuitas juga naik tipis dari Rp115,67 miliar di akhir Desember 2021 menjadi Rp117,22 miliar per 30 Juni 2022. “Rasio RBC Tabarru’ maupun RBC perusahaan juga masih diatas angka yang dipersyaratkan oleh OJK, masing–masing 205,43% dan 724,07% per akhir Juni 2022,” ungkapnya.

Strategi strategis JMA Syariah di 2022, menurut Basuki, akan berupaya meningkatkan kontribusi produk-produk individu dengan cara melakukan rekrutmen agen baru dan melakukan sosialisasi ke masyarakat. Selain itu, perseroan akan meluncurkan produk individu yang sesuai dengan kebutuhan pasar, mengefektifkan pemasaran produk kumpulan, dan memperkuat back office untuk memberikan pelayanan yang lebih baik.

“JMA Syariah juga akan meningkatkan sistem layanan berbasis IT yang handal, melakukan evaluasi atas kerja sama dengan lembaga keuangan yang mempunyai rasio klaim yang melebihi ketentuan perusahaan, serta memperkuat jaringan inbranch dengan membuka kantor pemasaran,” jelas Basuki.

Sementara strategi pasca pandemi Covid-19, imbuh Basuki, perseroan perusahaan akan memaksimalkan renewal kontribusi, meningkatkan proses pemasaran secara langsung (face to face), serta menyiapkan proses penjualan produk individu melalui digital insurance. “Namun, harus diakui bahwa ada kendala mengenai kontribusi produk individu yang belum optimal serta berubahnya kebijakan industri asuransi terhadap produk asuransi pembiayaan,” pungkasnya.

By MayaJPN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *