Jpnindonesia.com Sulteng-Relawan Lentera Kasih Prabowo Gibran Sulawesi Tengah (Relasi Pragib – Sulteng) Mengadakan kegiatan Ngopi “Ngobrol Politik” untuk membeda debat pertama calon Gubernur Sulawesi Tengah. Kegiatan diadakan minggu pada 20 Okt 2024 di Q.Nay Coffee pada pukul 19.15 – 23.00. Kegiatan diskusi ini menghadirkan Pendiskusi dari kalangan akademisi yang diwakili oleh Dr.(c), Chrisindo Reformanda Tamalagi, M.Sos. sekaligus ketua Relasi Pragib Sulteng, dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kota Palu Lewik Alik, S.E. serta dihadiri oleh 60 peserta dari berbagai kalangan organisasi dan perwakilan mahasiswa dari berbagai kampus di sulawesi tengah.
Munif J Muhajir Selaku penanggung jawab dalam Ngopi bareng Relasi episode pertama berharap melalui kegiatan ini mampu memngulas keunggulan dan kekurangan dari masing-masing kandidat 01 – 03 yang bisa ditingkatkan kembali pada debat yang akan datang. Oleh karena itu kegiatan diskusi dilakukan dengan membedah ketiga penampilan masing-masing pasangan calon yang berkontestasi melalui para pendiskusi sebagai pemantik dan dilanjutkan oleh para peserta.
Satu hal yang perlu disoroti Menurut Lewik Alik dalam hal substansi “Ketiga pasangan calon gubernur adalah putra terbaik bangsa yang dimiliki oleh Sulawesi Tengah, dan ketiganya telah berupaya menyampaikan visi – misinya dengan baik. sayangnya ada hal yang kurang disoroti dalam debat kemarin adalah pendalaman terkait recovery kota Palu setelah gempa, dan sayangnya pendalaman terkait isu pertanian hanya disoroti oleh pasangan (01) BerAmal.
Chrisindo Reformanda selaku pendiskusi tidak menapik kritik yang disampaikan oleh Lewik Alik, bahwasannya betul dalam diskusi yang berlangsung hanya pasangan BerAmal yang mampu menjelaskan isu pertanian secara tegas dan lugas pada penjabaran Visi-Misinya. Namun lebih dari itu, Chrisindo selaku ketua relasi lebih menyoroti terkait kesiapan dan penguasaan diri yang dilakukan oleh para pasangan calon gubernur sewaktu debat perdana yang berlangsung selama di Jakarta. “ Dari awal saya melihat pasangan Beramal sudah sangat siap dalam menghadapi debat cagub, hal ini bisa kita amati dari pemilihan warna diatas panggung, ya warnanya putih. Warna putih itu menunjukan simbol netralitas, dan non ideologis artinya bapak Ahmad Ali dan Bang Abdul Karim Aljufri hadir didalam debat tersebut sebagai representasi masyarakat sulawesi tengah, dan bukan mewakili salah satu golongan tertentu. Selain itu kita harus fair dan mengamati secara objektif. Mari kita bedah satu-satu. Dalam ilmu komunikasi kita mengenal namanya Ethos, logos dan Pathos. Ethos “menekankan pada kredibilitas siapa yang berbicara apakah bisa dipercaya atau tidak.
Dalam debat kemarin ketiga nya adalah tokoh masyarakat sulteng yang bisa dipercaya, kemudian yang ke dua adalah Logos ini berbicara tentang bukti menurut saya kita bisa lihat bahwa yang berani menunjukan bukti dan data angka hanya pasangan Beramal, dan Sangganipa, sedangkan untuk memainkan emosi diatas panggung (Pathos), pasangan Berani terlihat gugup dan kurang tampil maksimal seperti biasa pasangan ini berorasi diatas panggung. Justru Pasangan Beramal dan Sangganipa mampu membangun suasana sehingga penonton fokus kepada kedua pasangan tersebut dengan menghadirkan suasana yang asik,
Diakhir diskusi Chrisindo menyampaikan kepada para peserta untuk kritis serta objektif dalam melihat debat dan memilih pemimpin, jangan termakan provokasi dan fokus pada kemampuan calon yang akan kita pilih, lihat juga latar belakangnya apakah mampu merealisasikan visi dan misinya.
Adapun Lewi Alik mengingatkan juga kepada semua diakhir diskusi untuk tetap menjaga kerukunan diantara sesama masyarakat. “Ingat Pilkada terjadi 5 tahun sekali, hubungan persahabatan itu selamanya. Jangan sampai tercoret karena masalah beda pilihan”