Jpnindonesia.com Jakarta- Dengan tajuk acara “Ke hulu mencari akar, ke hilir ikuti aliran air. Ke Melayu kita belajar, temui Bahasa Indonesia yang terlahir” sekelompok seniman, sastrawan, pelukis dan cendekiawan budaya menghelat acara pameran seni rupa bersama, pembacaan puisi dan pentas seni di Galeri Kunstkring Paleis, Jalan
Teuku Umar No.1, Jakarta pada Kamis, 26 Oktober 2023.
Direncanakan pada pukul 17.00wib ini, acara utama akan dihelat Orasi Budaya yang disampaikan oleh Anies Rasyid Baswedan dan dibuka resmi oleh Gus Imin.
“ Sebagai ingatan komunal, tugas penting sebagai warga negara dan refleksi kritis kita di bulan sakral Sumpah Pemuda adalah semata-mata menjaga agar warisan budaya Melayu dan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan tak lekang dalam ingat” ujar Ketua Panitia Penyelenggara Ponco Seno.
“Tak dipungkiri sebagai ekspresi politik, Bahasa Indonesia terlahir pada Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928.
Hal itu, menyebabkan orang Indonesia menyaksikan dirinya dalam cermin sebagai “satu tumpah darah– tanah air, bangsa dan bahasa” kata Seno menambahkan.
Sebuah perhelatan budaya berupa pameran seni lukis dan sejumlah pembacaan puisi oleh sastrawan Sutardji Colzum Bachri dan Jose Rizal Manua menurut Kurator Pameran, Bambang Asrini menyatakan bahwa seni memang tak semata hanya ruang steril yang dianggap estetis saja.
“Namun ada jejak ingatan menyejarah yang empirik bahwa elemen etika dan logika— yang baik dan benar secara moral pun nalar–, yakni mengungkap originalitas dan kekayaan khas Bahasa Melayu sebagai fundamen Bahasa Indonesia. Hal itu semua, ditafsirkan ulang secara beragam oleh para seniman denga memahami konteksnya dengan situasi termutakhir kondisi kebangsaan kita ” ujar
Bambang.
Disanalah, seni dan budaya memperkaya relasi Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia bersanding, dalam multi-perspektif dan saling terkait secara intim. Acara ini juga diharapkan sebuah momentum mengajak khalayak masyarakat dan negara lebih memperhatikan budaya Melayu di masa depan dengan
membangun Pusat Budaya Melayu Indonesia.
Perhelatan budaya ini, selain peringatan keniscayaan Sumpah Pemuda 2024 juga mengingatkan kita betapa cita-cita substansial di Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 di alinea ke-4, yakni negara, dalam hal ini pengelola negara/ pemimpin bangsa berkewajiban Mencerdaskan Kehidupan Bangsa serta
Menjamin Keadilan Sosial. Sementara, warga negara (masyarakat sipil) memiliki hak membangun secara swadaya makna “Kecerdasan dan Pengetahuan Yang Luas—adalah lelaku merevolusi pemikiran secara
nalar dan sipiritual, melalui mental/psikologis pun dalam ranah Kebudayaan.
Panitia Pameran Lukisan, Orasi Budaya serta Pembacaan Puisi 1928.