Jpnindonesia.com Jakarta. Direktur Humas Haidar Alwi Institut Sandri Rumanama mengecam keras opini tempo dengan judul “Dari Rektor Menjadi Operator’. Merupakan opini sesat dan mendiskreditkan nilai nilai aktivitas jurnalistik.
Hal ini ditegaskan Sandri Rumanama dikawasan kuningan jakarta selatan, 3/2/24
Menurut Rumanama harusnya tempo lebih sensorik dalam memilih tajuk opini yang lebih elegan dan beretika dari pada menyerang seorang akademisi senior dengan pilihan diksi yang dinilai tidak etis. Ucapnya
“Tempo harus sensorik dong dalam memilih judul tajuk dengan diksi diksi yang elegan dong”.
Ia melanjutkan bahwa Bagja Hidayat sebagai editor senior harusnya lebih mapan pilihan katanya dalam menentukan tajuk suatu oponi.
Rumanama menilai opini tempo yang menyerang Prof. Dr. Pratikno, M.Soc (Menteri Sekretaris Negara) dengan kata kata operator merupakan bagian dari ketidaketisan majalah tempo dalam menyajikan opini dan dianggap menyesatkan publik.
“Operator itu bahasa pasar loh, ya kasarnya tukang ketik, gak etislah majalah sebesar tempo kok memilih kata kata seperti itu”. Cetusnya
Ia menilai jika Pratikno bekerja untuk hajatan presiden adalah hal yang sudah benar sebab Pratikno sendiri adalah pembantu presiden.
” Ya terus dia pak Pratikno bekerja untuk presiden apa salah kan gak salah juga”. Papar dia