JPNINDONESIA.COM JAKARTA -Mencermati perkembangan dinamika politik nasional pasca Pemilihan umum 2024 yang sangat krusial dan dapat mengarah pada ancaman desrtruktif saat ini.
Senin, 04 Maret 2024, Pukul 14:00 WIB, Bertempat di: Kantor MPP ICMI Jl. Warung Jati Timur Raya. No. 15, Warung Buncit Jakarta Selatan, Spektrum Oposisi Terpimpin (SPOT) terpanggil untuk menyatakan sikap moral melalui diskusi publik dan pernyataan sikap terbuka.
Dihadiri: Faizal Assegaf , Dr. Abraham Samad, Dr. Refly Harun, Dr. Laode Ida, Prof. Dr. TB. Jafar, Ariadi Ahmad, Chairul Aminuddin, Dr. Ishak Rafick, Dr. Muharram Yamlean, Adnan Balfas, Torino, Otto Idris, Feko Supriadi, Rusdi Setiawan, dr. Indra Parindrianto dan Aendra Medita
Dalam Pemaparannya, Dr. Refly Harun mengungkapkan bahwa “Kehadiran saya hadir sebagai diri sendiri bukan sebagai tim 01,”
“Sesungguhnya, apapun yang anda coblos pada pemilu, sesungguhnya hasil telah ditentukan sebelumnya, sehingga demokrasi yang selama ini kita kenal telah tidak berjalan seperti yang seharusnya, begitupun dengan adanya Issu take over, Jokowi atas Partai Golkar, Sangat merusak demokrasi,” lanjutnya lagi
Ditempat yang sama, Ariadi Achmad meminta kepada semua elemen untuk mendesak Megawati untuk kumpul bersama untuk membicarakan akan dibawa kemana bangsa ini
Faizal Assegaf, dalam waktu yang diberikan, mengungkapkan bahwa “Inti pertemuan ini, kami bukan budak politik, sehingga kami memposisikan diri sebagai oposisi di negara ini, siapapun yang terpilih, baik Anies Baswedan, Prabowo Subianto atau Ganjar Pranowo yang menjadi presiden, kami mengambil jalan oposisi. Hentikan drama politik dan Hak Angket berjalan,” tuturnya.
“Wadah kecil SPORT akan melakukan perlawanan terhadap ketidakadilan dan bernegara,” lanjut Faisal Assegaf.
Dr. Ishak Rafick
Sementara itu, Dr. Ishak Rafick, yang ditemui awak media, menyebutkan “Spektruom Oposisi Terpimpin kedepannya akan mengawal siapapun yang terpilih, baik presiden maupun DPR agar tetap sejalan dengan UUD 1945, mengembalikan setiap hak warga negara Indonesia, yang diambil alih oleh negara lain,”