Jpnindonesia.com Jakarta – Hai Sawit Simposium (HASI) 2025 resmi dibuka, Rabu (7/5). Kegiatan yang diselenggarakan oleh Hai Sawit Indonesia dengan Himpunan Profesional Kelapa Sawit Indonesia (HIPKASI) ini melibatkan Indonesia-Malaysia.

Acara ini dihadiri oleh sebanyak 578 peserta yang teregister dari Indonesia dan Malaysia. Ini menunjukkan tingginya minat dan komitmen para profesional sawit, akademisi, dan pemangku kepentingan dalam mengembangkan industri kelapa sawit yang berkelanjutan,” ujarnya.

Dalam arahannya, Menteri Pertanian menekankan pentingnya inovasi dan sinergi lintas negara dalam menghadapi tantangan industri sawit seperti perubahan iklim, penyakit tanaman, serta peningkatan efisiensi produksi.

Hadir dalam acara Hai Sawit Indonesia dengan Himpunan Profesional Kelapa Sawit Indonesia (HIPKASI) ini melibatkan Indonesia-Malaysia. , PT. Agrisarana Jaya Perkasa.

Evin Somu selaku Direktur PT. Agrisarana Jaya Perkasa kepada media mengatakan, produk kami menggunakan GPS asli dari Jepang, GPS ini bisa kita lihat produktivitas battery ya, proyektor itu sendiri, BBM nya berapa tiap hari, bekerja berapa jam dan dimana area nya dan aktivitasnya apa, masing-masing customer pun bisa mentor awasi unit, unggulnya service lah kalau unit sudah bermasalah, kita pun bisa tau masalahnya dimana, bisa ras ke area itu untuk antar sparepart untuk diperbaiki, merknya Jepang tapi unit nya dipasang di pabrik Thailand harganya sekitar 300 juta,”papar Evin.

GPS gunanya juga kalau kemalingan atau kehilangan unit kita bisa langsung tau,”tambahnya.

Jenis -Jenis produk kami yakni SUPER BULL G-2500 (4WD) Agriculture Vehicle, peralatan serbaguna yang dirancang untuk pertanian, YANMAR Agriculture to the Vehicle, Landini Perkins Super Series, dan PTO Driven Trailer.

SUPER BULL kami masuk ke Indonesia tahun 2024 dengan harga 300 juta, kalau unit lainnya sudah ada di Indonesia 10 tahun yang lalu, harga 280 juta buatan Thailand,”jelas Evin.

Harapan kami di pameran ini target kami, alat-alat atau produk kami bisa digunakan untuk mekanisasi, kalau ada masalah di kebun kelapa sawit, panen, surveyor kita, bagi mereka solusi yang tepat dan canggih mengatasi masalah masalah di kebun itu informasi yang kami berikan,”pungkas Evin Somu.

Ia berharap lewat kegiatan tersebut dapat memperluas jejaring, memperdalam pemahaman, dan memupuk kolaborasi yang produktif dalam industri sawit.

Mari manfaatkan kesempatan ini untuk bertukar pengalaman, memperkuat sinergi, dan mencari solusi inovatif bagi tantangan industri sawit ke depan,” tutupnya.

By MayaJPN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *