Jpnindonesia.com Jakarta – Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia (ABUPI) berkomitmen mendorong transformasi digital sektor pelabuhan nasional melalui sistem e-port yang memantau layanan pelabuhan secara real time dari gerbang masuk hingga bongkar muat selesai.

“Kami, badan usaha pelabuhan seluruh Indonesia telah memiliki aplikasi namanya e-port. E-port kita akan mulai dari gate masuk sampai kapal berangkat kita sudah bisa mengecek secara real time,” kata Ketua Umum ABUPI Liana Trisnawati ditemui seusai Pelantikan Pengurus ABUPI periode 2025-2030 di Jakarta.

Melalui sistem digital itu, secara menyeluruh aktivitas pelabuhan, termasuk proses muat dan bongkar, hingga perhitungan biaya demurrage dapat dipantau secara real time.

Demurrage merupakan biaya atau denda yang dikenakan kepada pengirim atau penerima barang karena keterlambatan pengembalian peti kemas (kontainer) di pelabuhan setelah batas waktu yang telah ditentukan.

Oleh karena itu, inovasi tersebut diharapkan mampu meningkatkan transparansi, akurasi data, serta kualitas pelayanan bagi seluruh pemangku kepentingan pelabuhan.

Digitalisasi sebagai solusi strategis untuk menciptakan efisiensi signifikan dalam sektor logistik, seperti pengurangan biaya operasional, penghematan waktu pelayanan, serta peningkatan daya saing pelabuhan di tingkat domestik maupun global.

ABUPI menyadari bahwa sektor logistik nasional saat ini tengah menghadapi tekanan akibat kondisi global dan penurunan ekspor beberapa komoditas, sehingga transformasi digital menjadi fondasi penting untuk memperkuat struktur industri pelabuhan ke depan.

“Dengan adanya digitalisasi, pastinya akan ada efisiensi secara ekonomi, pengurangan, terutama dalam hal pelayanan. Kami akan benar-benar mengefisiensikan semua cost,” ucapnya.

Melalui implementasi e-port, ABUPI juga berupaya memperluas partisipasi dan kolaborasi dengan pemerintah, khususnya dalam bentuk pemanfaatan aset pelabuhan negara, konsesi operasional, serta perbaikan sistem pelayanan publik yang terintegrasi.

Langkah strategis itu bertujuan menciptakan sistem pelabuhan yang efisien, terhubung secara nasional, dan mampu menjawab tantangan logistik modern yang menuntut kecepatan, keterpaduan, serta keandalan berbasis data.

“Agar sektor logistik ini tetap bisa bertahan karena mau tidak mau, kami harus menopang dan kami harus memahami empathy dengan sektor logistik yang ada di Indonesia sekarang ini,” tuturnya.

Harapan dengan adanya Indonesia Maritime week yaitu: memberikan motivasi kepada sektor maritim, juga networking kolaborasi antar peserta pameran kalau tidak dari sekarang kapan lagi. Kota punya program mendigitalisasi smart port dan smart port di green port.


.

.

By MayaJPN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *