Jpnindonesia.com Jakarta-Kurarorial Heri Kris BEYOND IMAGINATION dalam sambutannya,
Salam seni dan budaya IA (Indonesian Artist) adalah komunitas perupa yang anggotanya tersebar dan tinggal di wilayah kepulauan negara Republik Indonesia. Ada yang tinggal di Jawa, Madura, Bali, Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, Aceh dan sebagainya. Mereka adalah para perupa yang aktif berkarya dan jumlahnya lebih dari 500 anggota. Mereka memiliki spirit bersama untuk memajukan seni rupa Indonesia yang sebelumnya sudah dirintis oleh pelukis Raden Saleh satu setengah abad yang lalu. Dalam kelompok ini para anggotanya memiliki gaya berkarya yang bermacam-macam jenisnya dan latar belakang pendidikan yang juga berbeda.
Pada saat ini mereka tengah mengadakan pameran dengan tajuk “Beyond Imagination” di art space JDC Jakarta dari tanggal 3 sampai 31 Mei 2025. Tema tersebut membangun spirit “imajinasi” yang “melampaui” tentang hal-hal yang terkait dengan kekaryaan. Ada yang mengekspresikan lewat gagasan, ada yang lewat media dan sebagainya, baik karya dua
dimensi dan tiga dimensi serta seni instalasi. Dalam pameran saat ini jumlah peserta yang tampil sekitar 56 seniman dibagi dalam dua ruang art space di JDC (Jakarta Design Center) Jl. Gatot Subroto 53 Petamburan Tanah Abang Jakarta Pusat.
Jakarta Design Center pada awal mula pembangunannya sejak 1990an diperuntukkan sebagai pusat perbelanjaan tentang
arsitektur dan dunia interior kelas premium di Kawasan Slipi Jakarta Pusat. Namun beberapa kali JDC juga membuat pameran seni rupa dari lukisan, patung, seni instalasi yang sebenarnya
itu semua sangat menunjang interior yang akan nampak estetis.
Dalam hal ini IA Indonesian Artist juga turut berpartisipasi membuat pameran bersama karya seni rupa. Selain tujuan meningkatkan apresiasi seni rupa di Indonesia, juga mendukung konsep tujuan dari JDC tentang dunia interior dan arsitektur yang keseluruhannya bermuara pada filsafat estetika.
Karya seni rupa bukanlah sebuah benda seni yang hanya untukkebutuhan konsumsi mata saja, akan tetapi eksistensinya tidak lepas dengan sains (ilmu pengetahuan) yang terkandung di dalamnya. Oleh sebab itu kritik seni sering mengacu pada halhal yang bersifat tekstual maupun visual. Benda seni juga dapat
menjadi alat diplomasi budaya dan geopolitik seni maupun kebudayaan. Hal ini juga tidak lepas dari hakekat humaniora, dimana budaya sangat berperan penting pada penciptaan karya seni oleh seorang seniman. Apapun yang sudah diserap oleh seniman baik lingkungan sosial, politik, budaya sangat berpengaruh pada penciptaan karya. Disitulah akhirnya value
(nilai) sebuah karya dapat diukur dan dirasakan. Ada satu hal yang fundamental dalam dunia seni rupa pada diri seniman, yaitu faktor X atau talenta yang dibawa sejak lahir menjadi sebuah karakter ketika dewasa. Faktor ini sangat menentukan keberhasilan seniman selain faktor eksternal dan pendidikan. Pada
akhirnya seniman satu dengan lainnya sering berbeda karakter maupun pandangan pemikiran dan konsep kekaryaan.
Proses kurasi yang saya lakukan terhadap peserta adalah memilih seniman dengan parameter karya-karya lama yang dikirim ke
panitia, kemudian diadakan presentasi karya lewat zoom dan membahas tentang konsep maupun teknik kekaryaan. Ini saya
lakukan karena jarak antara seniman dan kurator yang cukup jauh dan pasti memakan biaya yang tidak sedikit jika dilakukan secara offline, sebab peserta pameran tinggal tersebar di
beberapa daerah seluruh Indonesia. Dengan teknologi yang sudah maju kami bisa komunikasi dan menyampaikan pikiran dan berdiskusi dengan mudah. Bahkan beberapa seniman
yang merasa ingin menambah pengetahuan, saya dan panitia membuka kelas on line untuk mengadakan semacam kuliah yang mempelajari dan menganalisa tentang sejarah perkembangan seni rupa dan segala hal yang terkait dengan karya, museum maupun seniman itu sendiri. Dari sejarah seni rupa Indonesia tentang periode perintis yang dilakukan Raden Saleh
sampai pasca seni rupa baru yang dilakukan GSRB. Pada level internasional kami juga mengajarkan tentang lahirnya beberapa aliran dari barat yang dimulai dari Neoklasikisme hingga pasca Realisme sosial serta seni kontemporer. Sebab saya paham bahwa nilai ide karya seorang seniman berawal dari pengetahuan. Dari pengetahuan tersebut memunculkan sebuah literasi penting dalam dunia seni rupa. Namun hal tersebut tentunya tidak dapat ditempuh dengan cara singkat dan pragmatis, tapi melalui sebuah proses yang panjang dan ditunjang dengan pengalaman empirik.
Selain literasi ada hal penting yang perlu dibangun oleh seorang seniman murni yaitu tentang mentalitas diri. Bagaimana
seorang seniman mampu memperjuangkan ideologi seninya dalam berbagai forum. Bagaimana seniman mampu cerdas
dan bijak menanggapi kritik konstruktif dari para pakar dan umum. Bagaimana seniman mampu bersikap baik dan profesional untuk membangun jaringan. Bagaimana seniman juga pandai menata manajemen karya dan agenda untuk tujuan kemajuan keseniannya. Sungguh suatu hal yang perlu disikapi serius seperti halnya bagaimana keberhasilan seniman-seniman
besar yang sukses dan namanya tercatat dalam sejarah.
Ketika melihat ke belakang tentang beberapa nama besar seniman baik kelompok maupun individu yang sanggup mengguncang dunia seni rupa. Seperti yang terjadi pada kelompok
“Art Brut” dari Prancis sekitar tahun 1945 yang dimotori oleh Jean Dubuffet. Karya-karya mereka muncul dari pemikiran outsider yang tidak ingin terbelenggu dengan standart nilai kolektif seperti pada sistem pendidikan formal seni. Atau juga yang terjadi di Eropa pasca perang dunia ke dua, yaitu kemunculan kelompok Cobra yang sampai sekarang eksis dan karyanya diburu oleh kolektor seni di beberapa bale lelang. Mereka memakai
nama Cobra karena berasal dari tiga nama kota mereka berasal yaitu Copenhagen, Brussel, Amsterdam. Mereka perupa yang setia dengan ideologi seni dan terus menerus berjuang
dengan membuat beberapa pameran penting baik di galeri seni maupun museum-museum kontemporer. Tokoh-tokohnya yang terkenal seperti: Corneille, Asger Jorn, Lucebert, Karel
Appel dan lainnya. Dalam geopolitik seni seniman barat gigih dalam memperjuangkan keseniannya lewat teori yang menghasilkan aliran dan juga manifesto dan penulisan jurnal ilmiah seni rupa. Manifesto yang pernah dilakukan seperti yang terjadi pada 15 Oktober 1924 di Paris oleh kelompok surrealisme yang dimotori Andre Breton. Teori yang melekat pada surrealisme merujuk pada teori psikoanalisanya Sigmund Freud yang menganggap bahwa surrealisme adalah tentang automatisme psikis murni dan pemikiran alam bawah sadar. Selain Andre Breton ada pelukis Salvador Dali, Rene Magrite, Frida Kahlo, Joan Miro, Marc Chagall, Paul Klee dan lainnya. Sebelum Surrealisme muncul delapan tahun sebelumnya ada kelompok Dadaisme
yang konsep pemikirannya menolak kemapanan seni yang bersifat establish dan lebih bersifat radikal walaupun banyak kontroversial di kalangan seni rupa barat. Namun para sejarahwan seni rupa mengatakan bahwa Dadaisme merupakan cikal bakal dari lahirnya Surrealisme.
Perupa Indonesia juga telah melakukan banyak prestasi di dalam dunia seni modern maupun kontemporer pada event internasional. Baik pameran biennale maupun kompetisi seni rupa di
beberapa negara. Seperti yang sudah dilakukan oleh seniman Heri Dono, Dadang Christanto, I Nyoman Masriadi, Ivan Sagita, Ay Tjoe Christine, Entang Wiharso, Venzha Christ, Affandi, S. Sudjojono, Raden Saleh dan lainnya. Nama-nama tersebut mengisi sejarah perkembangan seni rupa modern dan kontemporer Indonesia dan karyanya banyak tersebar di museum-museum
Indonesia maupun dunia.
Namun menurut saya pemerintah Indonesia harus lebih serius dalam mendukung politik seni dan budaya ke ranah internasional, atau lebih tepatnya memperkuat strategi dalam memainkan geopolitik seni untuk tujuan jangka panjang. Negara harus hadir dan mendukung penuh kepada para perupa maupun budayawan dalam berkiprah ke dunia internasional agar Indonesia disegani atas karya-karya yang dihasilkan oleh para seniman Indonesia. Ketika citra seni rupa Indonesia di dunia internasional diakui akan berdampak meningkatnya nilai karya pada seniman Indonesia dan pastinya meningkat juga ekonomi bangsa dari sisi seni (seni rupa).
Indonesia dalam seni rupa kontemporer pada saat ini banyak mengalami perubahan dan perkembangan pesat dan beberapa juga meninggalkan jejak sejarah dari para perupa pendahulunya. Dalam seni rupa kontemporer Indonesia bisa setara kedudukannya dengan negara barat, tidak seperti dalam seni modern yang selalu terhegemoni dalam sejarah perkembangannya. Pada perkembangan seni kontemporer saat ini kemudahan akses informasi internet dan media elektronik telah mulai menggeser paradigma seni kontemporer terhadap cara pandang atas sebuah nilai karya seni. Hadirnya wacana posthuman (pasca manusia) pada seni kontemporer dimana menggambarkan keberadaan manusia atau entitas di luar batas manusia. Karya-karya posthuman tidak lagi beridiom pada sisi manusia saja, namun banyak menentang konsep maupun pandangan tradisional. Kesenian posthuman melakukan pembebasan atas unsur-unsur tradisi dan diluar batas-batas manusia sebagai subject matter. Dalam hal ini seni digital sesuai dengan perkembangan teknologi juga banyak menginfluens para seniman muda pada
ranah kontemporer. Bahkan Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan yang ditambahkan pada sistem komputer atau mesin telah menjadi bagian sumber ide para perupa.
Ada beberapa karya yang menarik untuk kita simak dalam pameran “Beyond Imagination” yang diselenggarakan oleh kelompok besar Indonesian Artist ini. Dari sisi teknik maupun gaya memiliki keragaman walaupun mereka diikat dalam satu tema. Tema tersebut bisa ditafsirkan bebas untuk diekspresikan dalam karya. Sebuah imajinasi
yang diluar (melampaui) kewajaran atas karya seni rupa.
Namun karya dan kemampuan seniman pasti berbeda antara satu dan lainnya dalam menafsirkan tema. Dalam tema tersebut seniman mengekspresikan dan mempresentasikan karya dengan berbagai jenis gaya seperti: abstrak,
surrealis, dekoratif, pop surrealis dan sebagainya. Karya dekoratif nampak pada karya Agus Wicak, Agus Widiyanto, Ary Pudyanti, Melly KW, Nengah Kisid dan lainnya. Karya dekoratif mereka memiliki teknik dan tema yang berbeda satu dengan lainnya. Sebuh teknik dengan menggabungkan bentuk-bentuk yang disusun menyerupai motif dan hampir meniadakan perspektif realistik serta hal-hal yang bersifat anatomis.
Ada beberapa perupa yang menafsirkan “Beyond Imagination” dengan hal-hal yang absurd dan surrealistik seperti dalam karya Rokhmat Rizal, Moya Kamarudin, Sulardi, Sutrisno, Annie Sofyan Suwita, Hendra Prast, Moch Solech, Ni Made Sri Andani. Ruslan, Rohmad Taufiq, Witono Gendero,
Dwi Ariyanto, Hudi Alfa dan lainnya. Karya-karya mereka mengimajinasikan sesuatu yang diatas normal dan melakukan deformasi hal-hal yang nyata dalam kehidupan. Lukisan surrealis salah satu unsurnya adalah menggabungkan peristiwa masa lalu dengan fantasi sekarang. Pertama kalinya surrealisme dideklarasikan dalam sebuah manifesto oleh Andre Breton dan seniman lainnya di Paris yang melibatkan seniman sastra, film, seni rupa dan lainnya. Sebenarnya surrealismel ebih pada tujuan gerakan intelektual dan menentang kapitalisme pada masa perang dunia pertama bukan semata-mata style
(gaya). Ada dua unsur dalam karya surrealis adalah Stilasi dan Deformasi. Stilasi adalah teknik seni rupa dengan menciptakan bentuk-bentuk sendiri yang berbeda dengan bentuk alam, sedangkan deformasi adalah teknik yang meminjam bentuk alam kemudian merubahnya namun masih terlihat bentuk aslinya. Karya stilasi dalam sejarah seperti yang dilakukan oleh Joan Miro dan Desmon Morris. Sedangkan deformasi seperti dalam karya Salvador Dali, Rene Magrite, Frida Kahlo dan lainnya.
Seni abstrak juga dilakukan oleh peserta dalam pameran ini. Seni lukis abstrak tidak menggambarkan objek secara nyata dari alam,
namun lebih menggunakan warna, bentuk dan garis menjadi elemen utama sebagai wujud ekspresi tanpa terikat pada representasi visual dunia nyata. Abstrak pertama kali dicetuskan oleh Wassily Kandinsky seorang pelukis kelahiran Moskow Rusia (1866-1944).
Dia seorang teoretikus seni berpengaruh di Rusia dan pertama kali melukis abstrak murni. Kemudian menyusul banyak pelukis abstrak
ekspresionis dari Amerika seperti Jackson Pollock (1912-1956) dan Willem de Cooning (1904-1997) dan lainnya, yang akhirnya membawa seni abstrak populer ke seluruh dunia. Ada beberapa karya abstrak dalam pameran ini seperti lukisan Febrita dan yang lebih menampilkan tekstur dan ilusi warna dalam gradasi. Seniman lain adalah Ali Aspandi yang membuat susunan warna dan garis-garis
membentuk image samar namun artistik. Di Indonesia seni abstrak banyak dipopulerkan oleh seniman Bandung yang berasal dari pendidikan seni rupa ITB seperti Ahmad Sadali (1924-1987), Umi Dachlan (1942-2009) dan lainnya. Juga pelukis alumni ASRI Yogyakarta seperti Fadjar Sidik (1930-2004) dengan konsep seni lukisnya
tentang dinamika ruang.
Beberapa teknik yang digunakan oleh para peserta pameran juga berbeda antara satu dengan lainnya. Beberapa menggunakan
teknik drawing dengan media bolpoin dalam melukis seperti karya Yarli Asido Sakti dan Rokhmat Rizal. Lukisan mereka terdiri dari teknik
arsir garis dan titik membuat bentuk dan gelap terang, irama objek serta komposisinya disusun secara ilutratif dengan nuansa surreal. Ada beberapa menggunakan teknik media campuran tiga dimensi seperti karya Samsul Arifin yang mengkomposisikan media bekas onderdil kendaran menjadi patung bebentuk naga. Karya
tiga dimensi lainnya seperti juga yang dilakukan oleh pematung Dunadi maupun Anggar Prasetyo dengan sistem cetak logam yang banyak berkarya secara figuratif dengan berbagai tema.
Sedikit berbeda dengan Ostheo Andre dengan karya patungnya yang lebih simbolik. Deskamtoro menyusun beberapa benda seperti kayu,
batu dan buku serta benda lainnya menjadi komposisi yang semiotik dalam sebuah karya seni instalasi. Hal yang sama dilakukan oleh Tato Kartareja dengan menginstal beberapa elemen objek dalam satu karya.
Lukisan dengan tekstur dan media campuran juga dilakukan oleh Annie Sofyan Suwita, Riyanto, Moya Kamaruddin, Rohmad Taufiq sehingga lukisan mereka memiliki dimensi lebih dan tidak sekedar cat pada kanvas.
Dalam pameran yang bertajuk “Beyond Imagination” ini tentunya masih banyak karya para seniman yang menarik dan menginspirasi.
Pameran seni rupa yang dibuat oleh kelompok Indonesian Artist ini memang banyak berasal dari berbagai pulau di Indonesia, dan oleh sebab
itu harapan besar dari kelompok IA tersebut agar apresiasi seni dapat tumbuh merata sampai ke ujung negeri nusantara. Dengan demikian
seni rupa tidak hanya tumbuh berkembang di pusat-pusat seni rupa saja seperti Yogyakarta, Bandung, Jakarta, Bali, Surabaya namun bisa tumbuh di kota-kota kecil di seluruh Indonesia. Selamat berpameran dan selalu semangat dalam kreativitas dan inovasi.
Yogyakarta 20 April 2025
Heri Kris, perupa dan kurator alumni ISI Yogyakarta
Sambutan Direktur JDC Nurul Syahri FDirektur Utama
Sejak didirikan pada tahun 1990, Jakarta Design Center (JDC) telah menjadi pelopor Pusat Desain pertama di Indonesia yang berfokus pada bidang Interior dan Arsitektur. JDC menghadirkan berbagai produk pilihan dari dalam maupun luar negeri yang mencerminkan tren dan perkembangan terkini dalam dunia desain. Tak hanya itu, JDC juga menjadi ruang kolaboratif bagi para profesional desain dengan keberadaan sejumlah Asosiasi penting seperti Ikatan Arsitek Indonesia (Nasional dan Jakarta), Himpunan Desainer Interior Indonesia (Pusat dan Jakarta), Ikatan Ahli Lanskap Indonesia, serta Himpunan Teknik Iluminasi Indonesia.
Pada awal tahun 2024, JDC memperbarui wajah gedung sebagai bagian dari komitmen kami untuk terus berkembang dan membuka diri
terhadap seni sebagai bagian penting dari dunia desain. Melalui tagline terbaru JDC “Premium Hub of Art, Design Community & Commerce”
yang mencerminkan posisi JDC bukan hanya sebagai pusat perbelanjaan produk interior dan arsitektur, tetapi juga sebagai wadah komunitas kreatif lintas disiplin.
Kami merasa bangga menjadi tuan rumah bagi pameran “Beyond Imagination”, yang diselenggarakan oleh komunitas IA – Indonesian
Artist pada tanggal 3 – 31 Mei 2025. Acara ini menghadirkan karya dari puluhan perupa dari berbagai daerah serta workshop yang
memperkaya dialog kreatif antar pelaku seni.
JDC menyambut baik inisiatif ini sebagai wujud sinergi antara seni, desain dan arsitektur. Semoga pameran ini memberi inspirasi baru dan
memperkuat semangat kolaborasi dalam dunia kreatif Indonesia.
Sambutan Indonesian Artist Tato Kastareja, Ketua Indonesian Artist
Indonesian artists
DEVELOPMENT OF FINE ARTS
Indonesian Artists adalah Wadah Pengembangan Seni Rupa Indonesia, yang merupakan gerakan sosial seni rupa Indonesia dalam rangka turut andil memberikan kontribusi positip kemajuan seni rupa Indonesia, menciptakan dan meningkatkan mutu karya serta mencetak kader perupa yang handal.
Anggota Indosenian Artist sampai hari ini telah mencapai 500 lebih perupa-perupa dari seluruh Nusantara Indonesia adalah sebagai wujud nyata bahwa membangun komunitas sangatlah
penting untuk menyatukan para seniman Nusantara Indonesia kedalam satu wadah kebersamaan, saling megisi dan menginspirasi serta membagun spirit berkarya.
Berangkat dari rasa kegelisahan atas kepedulian kami terhadap perkembangan seni rupa Indonesia bagi generasinya, dimana Indonesia memiliki beragam keunikan dari seni budaya
dan alam nusantara yang indah molek serta kearifan lokal lainnya yang unik, hal ini dapat kita angkat sebagai tema-tema seni rupa untuk pemperkenalkan kepada dunia melalui medium seni rupa yang dikonversi kembali melalui pandangan seni rupa modern, kontemporer menarasikan kembali sebagai manifestasi kehidupan yang lebih bermakna bagi masyarakat dan bangsanya.
Memalui karya-karya seni inilah merupakan cermin dari bangsa yang memiliki kecerdasan berbudaya dan berbudi luhur.
Dalam kontek membangun paradigma seni rupa Indonesia Modern dan kontemporer “Indonesian Artist” membuat program event pameran seni rupa yaitu:
1). Pameran Besar Seni Rupa Kontemporer Indonesia.
2). Festival Seni Rupa Nusantara Indonesia.
Pada kesempatan ini kami telah sampai pada program Pameran Besar Seni Rupa Kontemporer Indinesia yang bertajuk:“Beyond Imagination”, merupakan bingkai dari pameran ini.
Melalui “Beyond Imagination” artist ditantang agar mampu berfikir lebih untuk mencoba keluar dari kotak rutinitas keseharian dalam berkarya. “Beyond Imagination” identik dengan sebuah kecerdasan berfikir yang melampaui batas-batas konversional, menembus alam imajinasi bawah sadar bahkan sebagai sesuatu yang Absurd akan tetapi menjadi kenyataan dalam sebuah visual sehingg memiliki berbagai makna.
Acara pameran ini diikuti oleh seniman dari berbagai daerah Nusantara, antara lain :
PESERTA:
- Afit Ruseno (Bekasi)
- Agung WHS (Magetan)
- Agus Pisaro Wid (Jakarta)
- Agus Wicaksono (Magetan)
- Agus Widiyanto (Yogyakarta)
- Ali Aspandi (Sidoarjo)
- Annie Sofyan (Purwokerto)
- Ary Pudyanti (Yogyakarta)
- Ayu Sasmitha (Lampung)
- Biola Hitam (Purwokerto)
- Chryshnanda DL. (Jakarta)
- D. Koestrita (Yogyakarta)
- Deskamtoro Dwi Utomo (Depok)
- Dharmawan Budhut (Kutai Timur)
- Dodik Hartono (Surabaya)
- Dwi Ariyanto (Kutai Timur)
- Febrita (Yogyakarta)
- Feri Susilo (Jakarta )
- H. M. Riyanto (Surabaya)
- Hendra Prast (Magetan)
- Heri Heriyana (Bandung)
- Irwan Somantri (Epot) (Bandung)
- M. Solech (Jakarta)
- Medi PS. (Purwokerto)
- Meistoria Ve (Padang)
- Melly Kemala (Bandung)
- Mintosari (Bontang, Kaltim)
- Moya Kamaruddin (Bandung)
- Nengah Kisid (Mataram)
- Ni Made Sri Andani (Bali)
- Niken Indira (Depok)
- Nur Idris (Banjarnegara)
- Qohar (Surabaya)
- Rohmad Taufiq (Samarinda)
- Rokhmat Rizal (Temanggung)
- Ruslan (Kediri)
- Samsul Arifin (Banyuwangi)
- Semi K Swara (Yogyakarta)
- Sigit Purnomo (Madura)
- Sulardi Wiyana (Yogyakarta )
- Sutrisno (Samarinda)
- Tato Kastareja (Cilacap)
- Wasis Riyanto (Pacitan)
- Widiatmoko (Kaltim)
- Witono Gendero (Yogyakarta)
- Yarli Tambunan (Bekasi)
- Yulius Benardi (Lampung)
- Zamrud Setya N. (Jakarta)
- Anggar Prasetyo (Yogyakarta)
- Bhacoxs (Jakarta)
- Dunadi (Yogyakarta)
- Hudi Alfa (Bekasi)
- Irvin Domi (Jakarta)
- Kartika Affandi (Yogyakarta)
- Lenny Weichert (Jakarta)
- Ostheo Andre (Yogyakarta)
Penyelenggaraan pameran Seni Rupa Kontemporer ini bukanlan sebuah puncak dari acara yang diinisiasi oleh Indonesian
Artist, namun ini adalah sebuah gerakan seni rupa yang harus terus bergulir secara periodik dalam rangka membangun eksistensi dan mutu karya seni rupa Indonesia. Semoga pada suatu
hari nanti akan terwujud dan mencapai visi misi bersama.
Terima kasih kepada para seniman Indonesia Artist juga terima kasih kepada kurator Mas Heri Kris yang telah berupaya keras mengkurasi acara pameran ini, untuk menciptakan karya-karya yang spektakuler sehingga ini akan menjadi sebuah peristiwa penting dan bersejarah dalam perjalanan kesenian kita.
Salam semangat, salam budaya.
Sambutan Pembina Indonesian Artist
KOMJEN POL. Prof. Dr. CHRYSHNANDA DWILAKSANA, M.Si, KALEMDIKLAT POLRI
Imajinasi refleksi kecerdasan ?
Cdl
The true intelegent is not knoledge but imagination
(Albert Einstein)
Berimajinasi bukanlah menghayal, bukan berangan angan kosong, bukan mabuk. Imajinasi adalah berpikir dan menggunakan jiwa serta rasa untuk menembus labirin ruang waktu dan kebendaan. Bagai berselancar tanpa lautan namun bisa merasakan deru ombak, bermain sepak bola tanpa lapangan dan bola namun bisa menemukan hiruk pikuk suporternya.
Memancing tanpa pancingan namun merasakan bau amis ikan dan nikmatnya tarik menarik senar pancingan. Menikmati surga tanpa harus mengalami kematian. Menjelajah waktu tanpa harus meninggalkan kekinian. Imajinasi antara waras dan kegilaan memang tipis tis saja batasannya bedanya hanya bisa mengendalikan diri dan tahu arah pulang. Itulah asiknya menyelami hidup dan kehidupan dalam imajinasi bebas merdeka apa saja bisa, semau kita.
“Isi kepala” kompleks akan ada imajinasi, ilusi, pengetahuan, niatan, mengolah rasa, memstimuli indera, kekuatan sekaligus kelemahan, keberanian juga ketakutan, dan banyak lagi
lainnya. Isi kepala ya itulah misteri hidup tiada kata yang tepat untuk menggambarkannya.
Beragam ragkaian kata untuk menjelaskan satu kata. Bisa berbeda, bervariasi, bahkan bertentangan satu sama lainnya. Satu tema bisa seribu karya, namun benang merahnya ada pada jiwa, pikiran, indera. Memang akan sulit dikata tentang rasa. Bagaimana menceritakan asam lambung naik atau mata pedih karena sesuatu. Bisa saja dimengerti namun ada sesuatu yang berbeda. Seni sering dikatakan adanya imajinasi. Memahami imajinasi memerlukan dialog antara indera dengan jiwa untuk memahami pikiran melalui apa yang dapat ditangkap indera sebagai suatu rasa. Rasa ditangkap melalui nada, suara, kata, rupa, warna, gerak atau gabungan kesemuanya itu. Seni, berkaitan kekuatan. Kekuatan jiwa, kekuatan pikiran dan kekuatan indera. Memang ketiga unsur dasar tadi bisa dijabarkan dalam berbagai pendekatan dan sangat kompleks. Pengungkapan rasa jiwa dalam imajinasi bisa saja datar atau bertingkat tingkat, atau seperti labirin, bisa juga kosong atau padat. Memahami rasa jiwa banyak pendekatan
dari kesadaran hingga alam bawah sadar. Dari kewarasan sampai kegilaannya. Dari kecerdasan sampai kebodohannya.
Seni refleksi manusia dan kemanusiannya.
Tatkala seni kuat maka sejatinya peradabannya pun kuat.
Dalam menguasai dan mendominasi sumber daya seni dapat menjadi pendekatannya. Seni yang menjadi tradisi, menjadibudaya. Seni menjadi jembatan transformasi atas gatra kehidupan di semua lini. Seni budaya menjadi ikon kekuatansuatu bangsa dan negara. Samakin tinggi tingkat pemahaman dan tingkat apresiasi terhadap seni, maka kekuatan, kedaulatan, daya tahan, daya tangkal dan daya saing suatu
bangsa akan semakin kuat. Demikian juga sebaliknya. Karena seni berkaitan dengan imajinasi dan manusiawi.
Seni pilar keteraturan sosial bagi semakin manusiawinya manusia? Tentu saja. Seni bukan sebatas keindahan, keceriaan amun juga kedukaan, kesusahan dsb. Seni refleksi jiwa manusia. Seni akanbtumbuh berkembang tatkala mentradisi dan dirawat serta ditumbuhkembangkan. Seni bisa menjadi jembatan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, keamanan, pertahanan, hukum, teknologi dsb. Seni bukan sekedar hafalan atau pengetahuan melainkan imajinasi.
Pameran yang bertajuk “BEYOND IMAGINATION”
Merupakan pameran besar komunitas perupa IA (Indonesian Artist) atau seniman Indonesia. Yang akan terselenggara 3-31 Mei 2025 di Art Space Gedung Jakarta Design Center. Tema
tersebut memberi spirit dan makna bahwa seni rupa Indonesia sudah melampaui mazab dan aliran yang ada baik pada seni modern dan kontemporer barat maupun Indonesia.
Tema “Beyond Imagination” ketika dikaitkan dengan sebuah seni memiliki arti bahwa seni yang melampaui (diluar) sebuah imajinasi yang identik dengan kecerdasan ide.
Seni merupakan basis mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sambutan Pengawas Indonesian Artist Tubagus ‘Andre’ Sukmana Melampaui Imajinasi Menggugah Kreativitas Keberadaan ‘Indonesian Artist’ sebagai sebuah perkumpulan/ asosiasi para Perupa Indonesia di Nusantara ini, menjadi salah satu penanda ‘semarak’ tumbuh kembangnya seni rupa di tanah air. Para pelaku seni (Perupa) telah banyak bermunculan di berbagai kota dan pelosok daerah dengan latar pendidikan khusus (akademis) maupun yang belajar secara otodidak atau karena memiliki potensi / talenta secara alami. ‘Indonesian Artist’ melengkapi keberadaan organisasi yang ada untuk menghimpun diri, saling berinteraksi, bersinergi dan berkolaborasi untuk meningkatkan potensi yang dimiliki sekaligus berbagi pengalaman, wawasan ataupun produk pengetahuan antar anggota. Selain itu perkumpulan juga menjadi semacam forum
komunikasi untuk saling memberi inspirasi dan spirit dalam berkarya. Anggota ‘Indonesian Artist’ memiliki latar belakang dari beragam suku, etnik, adat istiadat, kearifan lokal (local genius)
yang mencerminkan warisan budaya yang kaya dan memiliki ‘keunikan’ tersendiri. Hal ini dapat melahirkan idea-konseptual penciptaan karya seni dalam berbagai visualisasi bentuk, medium-teknik, bahasa visual dan pencapaian artistik.
Pada kesempatan kali ini, ‘Indonesia Artist’ memulai eksekusi salah satu program kegiatan dalam bentuk pameran dan workshop seni rupa yang di beri tajuk ‘ Beyond Imagination’ den
gan menampilkan karya-karya dari 57 Perupa yang berasal dari beberapa daerah. Kehadiran beragam karya dalam berbagai mediun dan ekspresi ini bisa dinarasikan sebagai bentuk interpretasi dari tema yang diusung. Imajinasi sendiri sesungguhnya adalah suatu kemampuan integral seorang Perupa yang menunjukan daya pikir dan daya kreatif yang mampu menciptakan
atau memvisualisasikan konsep dan ide-ide dalam penciptaan karya-karyanya. Bahwa kali ini karya yang ditampilkan mencoba hendak melampaui sebuah imajinasi yang memang terkadang muncul tak terduga dalam penyelesaian akhir sebuah karya seni, dikarenakan aspek eksperimentasi, improvisasi atau inovasi ertentu dalam pengolahan media-teknik dan elemen viasual.
Melampaui imajinasi artinya memasuki ranah yang menantang batas-batas pemikiran konvensional dan membuka pintu menuju kemungkinan-kemungkinan yang belum terpikirkan sebelumnya. Sejarah telah berulang kali membuktikan bahwa apa yang dulu dianggap sebagai khayalan murni, kini telah menjadi kenyataan sehari-hari. Misalnya dalam karya fiksi Novel ‘2001: A Space Odyssey” karya Arthur C. Clarke memperkenalkan konsep asisten digital bebasis kecerdasan buatan (AI), yang kini mulai
diwujudkan melalui perangkat Siri, Alexa, Google Assistant atau aplikasi AI lainnya yang kini digunakan di berbagai bidang, termasuk di dunia seni rupa. Fenomena yang semakin melampaui
imajinasi (Beyond Imagination) adalah konvergensi berbagai bidang teknologi yang menciptakan kemungkinan-kemungkinan baru dan makin menggugah kreativitas. Jadi sangat dimungkinkan penciptaan karya seni bisa memanfatkan teknologi Artificial intelligence (AI) yang dapat dikatagorikan sebagai karya
seni media (new media art). Kami berharap pameran seni kontemporer yang dirangkai dengan kegiatan Workshop persembahan oleh ‘Indonesia Artist’ ini, mendapat sambutan yang baik dari para pemerhati dan pencita seni atau stakeholder dunia seni rupa. Pameran ini tidak saja menjadi bagian dari ruang presentasi dan publikasi karya, tetapi juga sekaligus menjadi ruang edukasi dan sebagai Upaya meningkatkan daya apresiasi public terhadap seni, serta memberikan wawasan yang lebih mendalam mengenai citra visual secara kasatmata maupun dimensi pesan dan makna yang terkandung dalam sebuah karya seni rupa..
Agung WHS
(Magetan)

Seniman : AGUNG WHS, Judul : NYIMAS UTARI
Seniman : AGUNG WHS
Judul : NYIMAS UTARI
Media : MIXED MEDIA ON CANVAS
Ukuran : 200 X 150 CM
Tahun : 2023
Deskripsi Karya :
Dunia spionase tidak hanya didominasi oleh kaum pria saja, pada abad 16 seorang spionase wanita dari kerajaan Mataram yang bernama lengkap Raden Ayu Utari Sandi Jaya Ningsih atau lebih dikenal dengan nama Nyimas Utari berhasil membunuh Gubernur VOC Jan Pieterszoon Coen di Batavia ( Jayakarta ), peristiwa ini terjadi pada
masa pemerintahan Sultan Agung. Nyimas Utari merupakan cucu buyut dari Panembahan Senopati. Simbol-simbol dari huruf jawa serta Konde menyiratkan sandi dari spionase wanita Jawa, dibalik Drapery / Lipatan kain tersimpan penyamaran untuk melawan kolonial di bumi nusantara.
PENGALAMAN BERKESENIAN :
2008 : – Jogja Art Fair #1, Taman Budaya Yogyakarta.
- Pameran 888, Bale Black Box Yogyakarta
2012 : – Pameran Grafis Berseni, Galeri Lawang Wangi, Bandung
2015 : – Pameran Seni Instalasi “ KEDOK AROMA”
Hari Lingkungan Hidup, Jembatan Kali Gandong , Magetan, Jawa Timur.
2016 : – Pameran Seni Instalasi “NUSWANTARA ARTNIVAL 2016”
Lapangan Kusuma Agro Wisata Batu, Malang, Jawa Timur.
2017 : – Seniman Mengajar Gelombang 2 Kemendikbud RI Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara. - Pameran 40 Tahun Sasenitala, Galeri RJ Katamsi, ISI Yogyakarta.
2018 : – Pameran Lukisan “CAHAYA DARI TIMUR”, Indigo Art Space,
Madiun. - Pameran Lukisan Magetiart “MERUPA OASE”
Gedung PPI Magetan, Jawa Timur.
2019 : – Pameran Lukisan Magetiart “ LANG-LANG RUPA”
Indigo Art Space, Madiun. - Pameran Seni Rupa “GEMAH RIPAH”, Gedung Tripandita Magetan, Jawa Timur.
2020 : – Pameran Seni Rupa “MaDeUno”, Indigo Art Space, Madiun, Jawa Timur.
2021 : – Pameran “ THE HIDDEN ”, G-Printmaking Art Studio, Yogyakarta
2022 : – Pameran Seni Lukis “INFINITY”, Bakorwil I Madiun, Jawa Timur. - Pameran Seni Rupa “NANDUR SRAWUNG #9”,
Taman Budaya Yogyakarta. - Pameran Seni Rupa “MAGETAN ART VENUE”, Gedung Tripandita
Magetan, Jawa Timur. - Pameran 45 tahun Sasenitala “NAPAK MOWO”, Galeri RJ Katamsi,
ISI Yogyakarta
2023 : – “International Art Exhibition Dewantara Triannale #2”
Jogja Gallery, Yogyakarta. - Pameran Seni Rupa “POST HYBRID” Pendhapa Art Space, Yogyakarta.
- “CONSISTENCIA ART EXHIBITION” Kampus AKN, Pacitan, Jawa Timur
- “Exchange Art Exhibition Vietnam Indonesia” Gallery 218A Ho Chi
Minh City, Vietnam. - Pameran Seni Rupa “Magetan Art Venue #2” Gedung Tripandita
Magetan, Jawa Timur.
2024 : – “Exchange Art Exibition Indonesia – Vietnam 2024, Pendhapa Art Space Yogyakarta. - Pameran Seni Rupa Magetan Art Venue #3, Gedung Kesenian
Tripandita Magetan
COMMISSION ART :
2019 : “Monumen Titik Nol Kilometer” Kabupaten Magetan, Jawa Timur
Agus Pisaro Wid
(Jakarta)

Seniman : Apisarow, Judul : HAPPY LOVE HAPPY
Seniman : Apisarow
Judul : HAPPY LOVE HAPPY
Media : Acrylic on Canvas
Ukuran : 180 x 150 cm
Tahun : 2025
Deskripsi Karya :
Karya ini adalah Semangat berbagi Senyuman, kebahagiaan dan Rasa kasih Sayang.adalah semangat memilih menumbuhkan dan merawat kehidupan
PENGALAMAN BERKESENIAN :
- Pameran Kartunisi III, Benteng Vredeburg, Jogja, 1996.
- Pameran Kartunisi IV, Karta Pustaka, Jogja, 1997.
- Pameran Mutiara Nuswantara, Rumah Puspo, Ciputat, 2015.
- Pameran “Napas Seni”, Rumah Sarwono Galeri, Pasar Minggu,
Jakarta, 2015. - Pameran KPNS ‘Atmosferupa’, Pusat Ilmu Pengetahuan dan
Kebudayaan Rusia Jakarta, 2015. - Pameran Seni Kasih Rupa Cinta, Galeri Institut Francais Indonesia
(IFI), Jakarta, 2016. - Pameran KPNS “Titik Perhatian”, Balai Budaya Jakarta, 2016.
- Pameran Bersama Perupa Tangerang Selatan,
Balaikota Tangsel, 2017. - Pameran Bersama KPNS di Mall Belleview Cinere, 2017.
- Pameran Bersama KPNS di Hotel NeO+, Legian Bali, 2017.
- Pameran Bersama KPNS EstetikART, Galeri KOI,
Kemang Jakarta, 2017. - Pameran “C’est de l’avei”, Institut Francais Indonesia
Jakarta, 2018. - Pameran “Sisi Lain Jokowi”, Rumah Aspirasi Rakyat, JKT, 2019.
- Pameran Pelukis Nusantara, Rumah Marto Art and Coffee,
Ciputat, 2019. - Pameran HiPTA/PERuPA, Gedung Lobi DPRD DKI Jakarta, 2019.
- Pameran Daring Peruja – JE/JA/KARTA, Galeri Nasional
Indonesia, 2020. - Pameran “Mendadak Guru”, Galeri Bentara Budaya
Jakarta, 2021. - Pameran Ma/S/a Bangkit, Gedung Stovia Museum Kebangkitan
Nasional Jakarta, 2022. - Pameran Persatuan Pelukis, ARTLAND, Summarecon Kelapa
Gading 2, Jakarta, 2022. - Pameran Ulang Tahun Segitiga, Balai Budaya, Jakarta, 2024.
- Pameran Harmoni Merah Putih Nusantara, Gedung Menara
Imperium Jakarta, 2025. - Pameran Pergelaran Seni Rupa Berbasis Budaya, Perpustakaan
Nasional, Jakarta, 2025. - Pameran lukisan Festival Ramadhan, Hotel Borobudur
Jakarta, 2025
Agus Wicaksono
(Magetan)
Seniman : Agus Wicaksono
Judul : Freedom
Media : Acrilic on Canvas
Ukuran : 200 x 100 cm
Tahun : 2023
Deskripsi Karya :
Karya ini mempresentasikan tentang suasana kebebasan binatang untuk
kelangsungan hidup yang terhindar dari perburuan liar dan ulah manusia
yang tidak bertanggung jawab.

Seniman : Agus Wicaksono, Judul : Freedom
PENGALAMAN BERKESENIAN :
2018 – Pameran Seni lukis .merupa Oase magetiart.gedung PPI
Magetan 24 – 30 November 2018
2019 – Pameran Seni lukis lang lang rupa di indigo art space
13 – 28 April 2018
- Pameran seni rupa”JHAGHA” di Gelora pelita Bondowoso
23 Juni 2019 - Pameran seni rupa “Gemah Ripah.di gedung Tripandita
Magetan 21 – 28 Desember 2019
2020 – Pameran seni rupa MadeUno di Indigo Art Space Madiun
11 – 20 Januari 2020 - Pameran seni rupa “Pagebluk di Johar Plasa Jember.
26 Agustus 2020
2021 – Pameran Nasional Akbar #3 Gradasi di gedung kesenian
Aryo Blitar 27 Maret – 4 April 2021 - Pameran seni rupa kelompok “Janeram” The Hidden di
G-Printmaking Art Studio,60 Ngampilan Yogyakarta.
30 Oktober – 6 November 2021
2022 – Pameran Ramadhan Art exhibition di plaza Senayan Jakarta
4 April – 4 Juni 2022 - Paint exhibition Abang putih .Madiun 20 Agustus –
30 Agustus 2022 - Paint it (B)lacak di Dkm Malang 3 – 12 September 2022
- Art Jakarta JCC Senayan 26 – 28 Agustus 2022
- Pameran tunggal Agus Wicak “Biodiversity and Mind di
Magetan. 5 – 12 Maret 2022 - Pameran drawing “pantograf” di Magetiart Space, Magetan
14 – 22 Mei 2022 - Pameran Magetan Art Venue di Gedung Tripandita
Magetan, 21 November – 3 Desember 2022 - Lelang dan pameran seni rupa di Taman Mini Indonesia,
Jakarta
2023 – Pameran Dharmawangsa Art fair di TMII, Jakarta 13 Mei 2023 - Pameran miliforia.kelompok perupa tangguh di Indigo Art
space Madiun 6 – 13 Mei 2023 - Pameran lukis MOI Nusantara di pusat oleh oleh Madiun
15 – 30 Mei 2023 - Pameran Mini Art Malang Love is Calling di Dewan Kesenian
Malang 9 – 22 Juni 2023 - Pameran Post – Hybird di Pendhapa Art Space, Yogyakarta
20 – 29 Juni 2023
Pameran Exchange Art Exhibition Indonesia – Vietnam di
Ho Chi Minh City Art Association 7 – 13 Agustus 2023 - Pameran Art Jakarta di Jiexpo Kemayoran 17 – 19 November
2023 – Pameran Magetan Art Venue #2 di Gedung Tripandita
Magetan 25 November – 3 Desember 2023
2024 – Pameran Home Sweet Home di MCC Malang
24 Mei – 2 Juni 2024 - Pameran Exchange Art ExGedunghibition
Indonesia – Vietnam di Pendhapa Art Space Yogyakarta
27 Agustus – 2 September 2024 - Pameran Art Jakarta di Jiexpo Kemayoran Jakarta
4 – 6 Oktober 2024 - Pameran Draw – ink eksperimental rural – ekspositasi di
NN galeri, Karanganyar 12 – 19 Oktober 2024