JPNINDONESIA.COM JAKARTA – Chairman PT Industri Ketahanan Nasional (IKN), Yudiansah Yosal, menyampaikan komitmen perusahaannya dalam memperkuat kemandirian industri pertahanan nasional saat diwawancarai oleh awak media pada hari ketiga gelaran Indo Defence 2025 Expo & Forum di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (13/6).

Pameran pertahanan berskala internasional ini mengusung tema “Defense Partnership for Global Peace and Stability”, dan dihadiri oleh 13 Menteri Pertahanan dari berbagai negara. Sebanyak 55 negara, 32 paviliun negara, serta 1.180 perusahaan turut berpartisipasi, mencerminkan pentingnya kolaborasi global dalam memperkuat stabilitas dan teknologi pertahanan.

Dalam keterangannya, Yudiansah memaparkan sejumlah produk unggulan PT Industri Ketahanan Nasional, terutama pada lini Armored Vehicle (Kendaraan Tempur Lapis Baja) yang telah digunakan oleh matra darat, laut, dan udara Indonesia (Trimatra). Salah satu varian yang dipamerkan adalah kendaraan tempur amfibi 8×8, yang telah menjadi perhatian utama pengunjung dan pemangku kepentingan pertahanan.

“Kami banyak bergerak di segmen armored Vehicle, dan saat ini beberapa produk kami telah digunakan oleh Kopassus dengan nama Hanoman. Selain itu, kami juga kembangkan cargo drone, military UAV, serta konsep electric vertical take-off and landing (eVTOL) atau taksi terbang yang ditargetkan rilis tahun depan,” jelas Yudiansah.

Menurutnya, keunggulan utama produk PT Industri Ketahanan Nasional terletak pada harga yang efisien, kualitas tinggi, dan kesiapan lokal konten. Ia menyebut, dengan adanya transfer of technology (ToT) secara penuh dari mitra global, Indonesia kini memiliki peluang besar untuk memproduksi kendaraan tempur dan teknologi pertahanan secara mandiri.

“Saat teknologi sudah dibagikan secara penuh, kami bisa langsung memetakan komponen mana saja yang bisa diproduksi secara lokal. Untuk kendaraan seperti armored fighting vehicle, investasi terbesar ada di teknologinya, dan kini kita sudah mulai bisa mengakses itu,” tambahnya.

Yudiansah juga menekankan pentingnya sinergi antar pelaku industri pertahanan nasional dibandingkan bersaing secara tidak sehat. Ia mendorong terwujudnya kolaborasi antar perusahaan dalam negeri untuk menciptakan produk bersama, demi mendukung kekuatan dan kemandirian pertahanan nasional.

“Daripada saling bersaing, lebih baik kita berkolaborasi. Kita ingin membuka ruang kerja sama dengan perusahaan-perusahaan dalam negeri agar bisa menciptakan produk strategis bersama-sama,” pungkasnya.

Sebagai gambaran, kendaraan tempur lapis baja produksi PT Industri Ketahanan Nasional diperkirakan memiliki harga per unit sekitar Rp16 miliar, dengan kualitas yang telah teruji dan digunakan oleh korps Marinir dan pasukan elite Indonesia.

Partisipasi PT Industri Ketahanan Nasional dalam Indo Defence 2025 menunjukkan kesiapan dan keseriusan industri dalam negeri dalam menjawab tantangan pertahanan masa depan, sekaligus menjadi bukti bahwa Indonesia mampu menjadi pemain utama dalam rantai pasok alutsista global.

By MayaJPN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *