Jpnindonesia.com Jakarta, Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), dan koalisi masyarakat sipil menggelar doa bersama Merawat Bumi. Mengusung tema Selamatkan Danau Toba Dan Tano Batak di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Senin (18/7/2025).

Pada aksi doa bersama . Dihadiri langsung Ephorus HKBP, Pdt. Dr. Victor Tinambunan, M.S.T., bersama jemaat dari empat distrik, yakni Jakarta, Bekasi, Deboskab (Depok, Bogor, Sukabumi, Kalimantan Barat), dan Banten.

Para peserta aksi tampak mengenakan pakaian bertuliskan “Tutup TPL” dan beragam atribut dengan narasi desakan penutupan operasional PT Toba Pulp Lestari (TPL) karena dinilai merusak lingkungan, mencemari Danau Toba, dan melanggar hak-hak masyarakat adat.

Ephorus HKBP, Victor Tinambunan mengatakan, doa bersama yang digelar adalah upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan dalam hal ini krisis alam di Tapanuli Raya dan Danau Toba usai dibukanya PT Toba Pulp Lestari (TPL). Kehadiran PT TPL di kawasan Danau Toba dinilai telah merugikan warga Batak khususnya di Tapanuli Raya, imbuhnya.

Ephorus juga meminta kepada seluruh warga Batak yang merantau ke beberapa kota besar, seperti di Jabodetabek untuk senantiasa menengok tanah kelahirannya dan mendukung kelestarian lingkungan Bona Pasogit atau kampung halamannya.

Dalam kesempatan yang sama, Praeses HKBP Distrik XXI Banten Sumihar Sinaga, STH., D.Min., menyoroti pemerintah sebagai pemegang kuasa harusnya bisa melihat suara hati rakyatnya.

Kami dari Tanah Batak yang merantau di sini merasakan jeritan dari teman teman yang masih tinggal di Tapanuli. Oleh sebab itu kita sangat berharap pemerintah bisa melihat dan menindaklanjuti apa yang kami serukan di dalam doa bersama peduli lingkungan hidup danau Toba dan tutup Toba Pulp Lestari (TPL), ujarnya.

Tambahnya, Bumi itu sedang menjerit pada saat ini. Danau Toba ini tidak hanya milik Tapanuli tapi milik dunia dan salah satu dari 7 keajaiban dunia. Oleh sebab itu pemerintah jangan main-main lagi dan dunia juga melihat indahnya Danau Toba sebagai salah satu dari 7 keajaiban dunia dan kita harus bekerjasama untuk memulihkan kondisi Danau Toba, pungkasnya.

Pdt. Sumihar Sinaga menyampaikan juga bahwa merawat Danau Toba bukan hanya tugas ekologis, tetapi juga tanggung jawab iman.

Danau Toba adalah berkat Tuhan bagi bangsa ini. Jika kita merusaknya, kita menodai kasih Tuhan. Maka, mari kita rawat bersama dengan kasih dan kesadaran spiritual,” ujarnya penuh semangat.

Acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh lintas gereja, masyarakat adat, pemuda, dan komunitas lingkungan, dengan agenda utama doa lintas iman, refleksi ekoteologi, dan deklarasi komitmen menjaga kelestarian Danau Toba dari kerusakan lingkungan seperti pencemaran dan eksploitasi berlebihan.

Pdt. Sumihar Sinaga juga mengajak jemaat HKBP di seluruh Indonesia, khususnya Distrik 21 Banten, untuk terlibat aktif dalam gerakan pelestarian lingkungan melalui tindakan nyata, pendidikan ekologi, dan keterlibatan dalam advokasi lingkungan.

Kehadiran beliau membawa pesan kuat bahwa suara gereja harus terus menggema dalam isu-isu lingkungan sebagai bentuk kasih terhadap ciptaan Tuhan.

By MayaJPN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *