Jpninindonesia.com Jakarta– Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menggelar Festival Perhutanan Sosial Nasional (PeSoNa) Tahun 2025, dengan tema “Merawat Hutan, Mewariskan Harapan” di Kompleks Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta. Acara yang digelar pada 20–22 Agustus 2025 merupakan agenda tahunan sekaligus rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Dalam sambutannya pada Puncak Acara PeSoNa 2025 (21/8), Wakil Menteri Kehutanan (Wamenhut), Sulaiman Umar Shiddiq gb vv5g bahwa Perhutanan Sosial merupakan implementasi Inpres Nomor 14 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembangunan Swasembada Pangan, Energi, dan Air Nasional.
”Perhutanan sosial adalah jalan kemandirian bangsa di mana swasembada pangan, energi, air didorong melalui salah satu proyek strategis nasional yaitu ketahanan pangan dan energi melalui perhutanan berbasis masyarakat melalui Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025,” ungkap Wamenhut.
Lebih lanjut, Wamenhut menjelaskan sesuai arahan Presiden RI, Prabowo Subianto sebelumnya untuk mendorong perhutanan sosial sebagai kebijakan strategis. Tak hanya sekadar membuka akses kelola hutan secara legal, program ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengurangi pengangguran, dan menurunkan angka kemiskinan.
“Hingga saat ini, telah tercapai distribusi akses kelola Perhutanan Sosial seluas 8.323.671 hektare meliputi 11.065 SK dengan penerima manfaat sebanyak 1.420.189 kepala keluarga, serta terbentuk 15.754 Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS). Ini menunjukkan bahwa masyarakat bukan lagi sekadar penjaga hutan, melainkan pelaku utama ekonomi hijau,” sambung Wamenhut.
Plt. Direktur Jenderal Perhutanan Sosial, Dr. Ir. Mahfudz, MP, dalam laporannya menyampaikan Festival PeSoNa 2025 memiliki tujuan strategis untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi antar pemangku kepentingan dalam percepatan pengelolaan Perhutanan Sosial yang berkualitas. Festival ini menjadi sarana komunikasi, edukasi, sekaligus promosi hasil-hasil usaha Kelompok Perhutanan Sosial (KPS) dan Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS), membuka ruang jejaring lintas sektor, serta peran generasi muda untuk berpartisipasi aktif dalam upaya pelestarian hutan.
“Festival PeSoNa 2025 memberikan ruang kolaborasi bagi masyarakat, milenial, pemerintah, pelaku usaha, swasta, akademisi, hingga mitra pembangunan. Tujuannya antara lain untuk meningkatkan kapasitas pelaku perhutanan sosial, membuka akses pasar, serta mempertemukan KUPS dengan calon pembeli (offtaker) guna membangun kerja sama yang berkelanjutan,” ungkap Mahfudz di agenda Puncak Acara PeSoNa 2025.
Pada agenda Puncak Acara PeSoNa 2025, Wamenhut turut menyerahkan sejumlah penghargaan kepada kepala daerah, KUPS, dan pendamping perhutanan sosial terbaik, antara lain:
Kategori pendamping terbaik: Arkilaus Kladit (Papua Barat Daya), Radios Simanjuntak (Maluku Utara), Tri Endah Anggraeni (Lampung).
KUPS terbaik: KUPS Jasling CMC Tiga Warna (Jawa Timur), KUPS Mawar Bodas (Lampung), KUPS Serbuk Jaboi (Aceh).
Kategori pemerintah daerah terbaik tingkat kabupaten/kota: Kabupaten Berau, Kabupaten Enrekang, Kabupaten Pesawaran.
Kategori pemerintah daerah terbaik tingkat provinsi: Provinsi Jawa Timur, Provinsi Sumatra Barat, Provinsi Sulawesi Selatan.
Festival PeSona 2025 juga memiliki agenda lainnya, yakni Gelar Karya PeSoNa berupa pameran produk unggulan KUPS dan hasil hutan, Coaching Clinic Pengelolaan Perhutanan Sosial, talkshow, temu usaha tematik “Kopi Agroforestry”, podcast tematik Ngopi, aneka lomba, dan hiburan.
Acara ini juga dihadiri oleh pimpinan Kementerian/Lembaga, daerah, BUMN/BUMS, akademisi, organisasi masyarakat sipil, mitra pembangunan, hingga para pejuang kehutanan sosial: masyarakat desa hutan, kelompok tani hutan, dan KUPS dari seluruh Indonesia.

Tubagus Aji Rahmansyah selaku Kasubdit Penyiapan Persetujuan Perhutanan Sosial Direktorat Kawasan Perhutanan Sosial, Kementerian Lingkungan Hidup berharap dengan kegiatan terkait Perhutanan Sosial.
“Dan termasuk ilmu dilapangan itu bisa tersuarakan dengan baik kepada para pihak juga. Jadi kedepannya dengan ini khan para pihak bisa melihat ternyata peluang kerjasama itu bisa juga di bidang Perhutanan Sosial bisa ikut bergabung bagaimana supaya pembangunan nasional dengan menegaskan Perhutanan Sosial,” pungkas Tubagus Aji Rahmansyah
Sementara itu , Nani Junaeni selaku PIC Tema 4, Direktorat Penyiapan Kawasan Perhutanan Sosial berharap masyarakat di kawasan sekitar hutan berhasil mengelola area kawasan hutan dengan baik.
“Terutama kawasan yang terjaga dan masyarakatnya sejahtera,” tambah Nani.(Red)