Jpnindonesia.com Jakarta- Festival Pesona Talkshow Kepemimpinan Perempuan Bersama FKKM dengan Tema Perhutanan Sosial Mengawal Masa Depan Hutan Lestari , telah sukses di gelar di Manggala Wanabakti Kementerian Kehutanan Slipi Jakarta. Kamis (21/08/2025).
Hadir pembicara Pitriwati ketua KPUS perempuan muara jaya , Lusiana Liling Ketua KPUS , Eliya Ketua LPHD Bogor , Hasmah KUPS Kopi Baredok , Nurhalimah , Penggagas Penjaga hutan adat dengan moderator Swami Utari , diprakarsai melalui Direktorat Persiapan Kawasan Perhutanan Sosial dan Direktorat Pengembangan Usaha Perhutanan Sosial kembali menyelenggarakan Pentas PESONA (Perhutanan Sosial Nasional) 2025, sebuah ajang besar nasional tahunan yang telah menjadi tradisi sejak tahun 2016.
Tahun ini, Pentas PESONA menghadirkan berbagai kegiatan yang tidak hanya mempererat silaturahmi, tetapi juga menumbuhkan kreativitas, kebersamaan, serta kepedulian sosial keluarga besar Kementerian Kehutanan.
Salah satu kegiatan dalam rangkaian Pentas Pesona 2025 atas kerjasama Ditjen Perhutanan Sosial, The Asia Foundation, FKKM, JKMA, TLKM, dan Mitranya.
Dalam praktiknya, peran perempuan memiliki kontribusi penting dalam pengelolaan Perhutanan Sosial (PS) meliputi penyediaan sumber pangan keluarga, mewarisi pengetahuan tentang tanaman obat, Teknik Bertani ramah lingkungan, dan cara menjaga ekosistem, penggerak kelembagaan sosial, mendorong partisipasi inklusif dan transparansi dalam pengambilan keputusan.

“Namun, suara dan peran perempuan dalam perhutanan sosial seringkali belum optimal dan terkendala dengan budaya patriarki,” kata Mangara Silalahi, Direktur Eksekutif Yayasan Hutan Masyarakat Indonesia.
Mangara menjelaskan lebih lagi, adapun tujuan diadakannya talkshow kepemimpinan Perempuan pada acara festival pesona 2025, yakni:
Pertama, adalah menyediakan ruang dialog dan diskusi bagi para pemimpin perempuan tangguh pelaku Perhutanan Sosial di tingkat nasional.
Kedua, guna mempromosikan pengalaman, pembelajaran dan cerita sukses pemimpin perempuan dalam pengelolaan PS dalam forum nasional -PESONA
Ketiga, untuk menguatkan jejaring dan kolaborasi perempuan perhutanan sosial. perempuan Pemimpin ini berasal dari Aceh Hingga Papua dan Kawasan Indonesia Timur. Eliya yg merupakan Ketua LPHD memberikan pernyataan bahwa kami tetap mewariskan penyelamatan dan pengelolaan berkelanjutan sejak kenak moyang.
“Semboyan kami Leuweung Tutupan, Leuweung Titipan dan Leuweung bermakna bahwa hutan bagus yang harus dipertahankan, hutan kritis dan curam harus ditanami buah- buahan dan hutan terbuka untuk permukiman dan persawahan”, ujarnya.
Masih katanya, perempuan penjaga Hutan Adat Aceh, Halimah juga menyatakan bahwa pengelolaan Hutan Sosial tanpa perempuan tidak kokoh.
“Ayo perempuan Indonesia turut berpartisipasi mengelola Perhutanan Sosial karena bisa menjadi sumber pangan, sumber ekonomi keluarga dan juga sumber berbagai manfaat lainnya”, tutupnya.