Jpnindonesia.com Jakarta – John Cockerill Hamon adalah perusahaan bagian dari Grup John Cockerill yang berspesialisasi dalam solusi pendingin air dan udara untuk berbagai industri ikut berpartisipasi dalam The 11th Indonesia International Geotermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2025 pada 17-19 September 2025 di Assembly Hall, Jakarta Convention Center (JCC).

Sales Manager John Cockerill Hamon, Yohan Purwo Nugroho saat ditemui wartawan mengatakan sesuai visi dan misi perusahaan, solusi Geotermal mendukung perusahaan dalam hal mendekatkan diri kepada customer, customer itu baik dari sisi customer dan end user.

“Seperti PG, Star Energy, Geo Dipa Energi, Supreme atau juga terhadap klien seperti Visi seperti disini khan ada Timas, Rekin, Pakete dan lain-lain. Itu visi dan misi kami. Jadi kami juga saat ini semakin mendekat ke market geotermal ini,” ujarnya di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (18/9/2025).

Menurut Yohan, saat ini perusahaannya telah mensupport solusi pendinginan di proyek Pertamina Geothermal Energy (PGE) seperti Lumut Balai dan beberapa proyek lain seperti PLTP Kawah Karaha, Kamojang dan Dieng, Muara Laboh, dan Rantau Dedap.

“Sementara yang sedang dalam proses bidding mudah-mudahan proyek PLTP Dieng 2 kemudian beberapa proyek PGE juga proses bidding juga kemarin ada di conference. Proyek-proyek PLTP tersebut menggunakan produk kami yakni Hamon. Jadi kami disini sudah dari tahun 1996 kemudian tahun 1997 menjadi PT Hamon Indonesia kemudian sesuai berjalannya waktu berubah menjadi John Cockerill Hamon,” jelasnya.

“Dalam proyek geothermal kami menyediakan solusi cooling atau pendingin berupa cooling tower. Jadi kalau dari sisi geothermal, dari panas bumi itu khan yang diambil hanya steamnya sedangkan steamnya itu kan kadang-kadang ada liquidnya juga ada content waternya. Kemudian dari content waternya itu didinginkan dulu kemudian diinjeksi lagi ke dalam bumi. Jadi kalau kami energi geothermal ini kami hanya bermain di sisi surface-nya saja. Sedangkan kalau untuk yang reservoir, kemudian drill itu khan ada di sub-surface. Jadi kami ada di sisi surface dan hanya di power plant nya saja,” imbuh Yohan menambahkan.

Selain memiliki kelebihan dan keuntungan, solusi geothermal sebut Yohan masih memiliki masalah seperti yang terjadi di Indonesia dan Tiongkok seperti adanya penolakan dari masyarakat.

“Harapan kami pemerintah untuk ikut mensosialisasikan jadi tidak hanya fokus pada pengambilan sumber daya alamnya juga tetapi juga memberikan pemahaman yang benar. Dengan memberikan pemahaman yang benar bahwa setelah mengeksploitasi alam tersebut apa dampak positifnya terhadap masyarakat terutama masyarakat yang ada di lokasi tersebut,” pungkas Yohan.

By MayaJPN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *