Jpnindonesia.com Jakarta – Wakil Menteri Pertahanan Donny Ermawan Taufanto mengumumkan Defend ID menjadi komponen pendukung pertahanan negara dalam Indo Defence Expo & Forum yang memasuki hari kedua di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis.
Defend ID, yang merupakan holding lima BUMN bidang pertahanan, terdiri atas PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia (PT DI), PT PAL Indonesia, PT Dahana, dan PT Len Industri (Persero).
“Kami kemarin sudah menetapkan beberapa komponen cadangan, cuma sampai sekarang kami belum menetapkan komponen pendukung. Jadi, yang mulai dari awal ini kami tetapkan adalah yang langsung berada di bawah binaan Kementerian Pertahanan. Ada lima Defend ID, dari PT Len, PTDI, PT Pindad, PT Dahana, dan PT PAL,” kata Wamenhan setelah menyerahkan sertifikat penetapan Defend ID sebagai komponen pendukung pertahanan negara.
Donny mengatakan lima BUMN pertahanan itu bersedia ditetapkan sebagai komponen pendukung dan telah memenuhi persyaratan verifikasi.
“Jadi, ini merupakan salah satu amanat dari Undang-Undang Dasar. Mereka semua adalah komponen pendukung. Artinya, kalau suatu saat kita membutuhkan kebutuhan dukungan-dukungan untuk kita memperkuat komponen utama dan komponen cadangan. Ini mereka nanti bisa dilibatkan,” kata Donny Ermawan.
Dia menjelaskan penetapan Defend ID sebagai komponen pendukung pertahanan negara karena berkaitan erat dengan alat utama sistem senjata (alutsista).
Terkait penetapan komponen pendukung pertahanan negara tersebut, Donny menjelaskan Indonesia menganut sistem pertahanan semesta sehingga melibatkan seluruh warga negara, wilayah dan sumber daya nasional lainnya dalam mempertahankan kedaulatan NKRI.
Presiden Prabowo Subianto membuka pameran alat utama sistem senjata (alutsista) dan alat pertahanan keamanan Indo Defence, Indo Marine, dan Indo Aerospace di Jiexpo Kemayoran, 11 hingga 14 Juni 2025 Jakarta.
Dalam pameran ini, tercatat ada 1.180 perusahaan dari 42 negara yang ikut serta memamerkan alutsistanya. Beberapa negara besar yang sudah menjalin kerja sama dengan Indonesia turut hadir salah satunya Amerika Serikat, Turki, dan Prancis.

Dirut PT. Dirgantara Indonesia (PTDI) Gita Amperiawan
Sementara itu Dirut PT. Dirgantara Indonesia (PTDI) Holding of SOE Defence Industri, Gita Amperiawan kepada media mengatakan, tadi bisnis matching yang diprakarsai oleh KKIP, bahkan menjadi momentum yang sangat bersejarah bagi PT. Dirgantara Indonesia (PTDI) karena disitu produk PTDI, produk unggulan genius Bangsa, kita FBR 219 akan beroperasi ke komersial, selama ini produk PTDI sebagian besar untuk militer, untuk Kemhan, tadi mendedikasikan untuk non militer, yaitu pertama adalah untuk provinsi, yang kedua adalah untuk Bakamla, dan bahkan dalam MOU tadi party yang tandatangan disitu terlibat, yang pertama adalah PTDI sebagai industrinya, kedua investor pembeli produk PTDI, ketiga adalah operator yang akan mengoperasiakn pesawat itu, dan yang keempat adalah End-User dalam hal ini provinsi, jadi bisnis matching tadi untuk provinsi dikaitkan bagaimana FBR 219 ini menjadi platform untuk jembatan udara, untuk konekting wilayahnya, bagi transformasi ekonomi, yang digagas oleh Bappenas, tadi ada 4 MOU dengan PT. Dirgantara Indonesia yaitu dengan kepulauan Riau, provinsi Kalimantan Utara, ketiga provinsi Papua Pegunungan, dan provinsi NTT, papar Gita Amperiawan.
Sedangkan untuk LOI nya, antara PTDI dengan Bakamla, dan terakhir ada tangan tangan antara kita, kemudian dengan Navigator dan investor untuk melayani pemetaan, saya melihat ini momentum yang sangat bersejarah bagi PTDI,tambahnya.
Pertama kali FBR 219 dirancang untuk konekting wilayah, kalau kita bicara konekting wilayah di tanah air dengan medannya seperti bagroundnya adalah Papua maka sangat cocok sekali karena negara kita adalah negara kepulauan, jelas Gita.
FBR 219 tahun 2025- 2029 alhamdulilah ini menjadi salah satu pusat strategi nasional yang diresmikan oleh Bapak presiden Prabowo, ini yang kita harapkan menjadi betul betul lengkap untuk tim wilayah kita karena kita negara kepulauan jadi potensinya sangat luar biasa, bukan hanya saja satu konekting wilayah tapi kita bisa ekspor tourism bisnis,ungkapnya.
Untuk bencana, Tourism, dengan menggunakan Helikopter ada rodanya jadi masih bisa mendarat di daratan, jadi FBR 219 kita rancang dan kita integrasikan,pungkasnya.