JPNIndonesia.COM JAKARTA 27 Maret 2023 – Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS-UI) bekerja sama dengan
Takeda Pharmaceutical Company menyelenggarakan Talk Show dengan tema “Women’s Leadership in Public Health” pada 23 Maret 2023. Masih dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada
8 Maret 2023, kegiatan ini bertujuan untuk menyoroti peran para perempuan dalam sistem kesehatan dan mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia. Indonesia masih memiliki permasalahan kesehatan yang perlu segera diatasi. Hal ini tidak lepas dari peran perempuan dalam mendorong percepatan
peningkatan kesehatan masyarakat di dunia, termasuk Indonesia. Perempuan berperan penting dalam upaya peningkatan berbagai indikator kesehatan, termasuk gizi buruk serta penurunan angka kematian ibu dan anak.
Pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia, termasuk Indonesia, turut menjadi tantangan dalam upaya peningkatan kesehatan dan pembangunan di Indonesia. Belum selesai Indonesia menangani permasalahan kesehatan yang ada, pandemi COVID-19 turut memperburuk penanganan tersebut. Seharusnya pandemi COVID-19 menjadi momentum bagi pemerintah untuk terus berbenah, melakukan perubahan pada sistem kesehatan di Indonesia.

Indonesia sendiri memiliki indikator program kesehatan masyarakat yang tertuang pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 diantaranya Angka Kematian Ibu (AKI), prevalensi stunting pada balita, dan Kabupaten/Kota Melaksanakan Pembinaan minimal 80% Posyandu Aktif dimana salah satunya mendapatkan imunisasi. Nyatanya, Indonesia masih menghadapi tantangan pada ketiga indikator tersebut.

Kementerian Kesehatan mencatat, jumlah kematian ibu di Indonesia meningkat 8,92%, yaitu dari 4.197 jiwa (2019) menjadi 4.627 jiwa (2020). Sedangkan RPJMN menargetkan akan menekan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 183 kematian per 100 ribu kelahiran hidup di tahun 2024. Selain itu, stunting ditargetkan turun menjadi 14% pada tahun 2024. Namun data Studi Status Gizi Indonesia (2021) menunjukkan bahwa prevalensi balita stunting di Indonesia sebesar 24,4%, angka tersebut masih jauh lebih tinggi dari batas toleransi WHO, yaitu 20% untuk stunting dan jauh dari target RPJMN. Ditambah, Data Subdit Imunisasi Kementerian Kesehatan per Juli 2021
menyebutkan bahwa jumlah kabupaten/kota mencapai 80% imunisasi dasar lengkap adalah 121 dari target 431 kabupaten/kota (28%) dan persentase anak usia 0-11 bulan mendapat imunisasi dasar lengkap adalah 37,6% dari
target 90,6% anak usia 0-11 bulan (40%).

Aryana Satrya, Ketua PKJS-UI, dalam sambutannya menyampaikan bahwa peringatan International Women’s Dayb2023 memiliki tema: #EmbraceEquity merayakan kesetaraan yang berkeadilan. Kali ini Pusat Kajian Jaminan Sosial
(PKJS) bersama dengan Takeda mengajak para hadirin untuk menyoroti peran para pemimpin perempuan dalam sistem kesehatan dan mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia. “Perempuan memiliki peran
besar dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Seorang Ibu diharapkan dapat memahami kondisi dan kebutuhan: Ibu selalu berupaya menyediakan bahan pangan yang bergizi untuk keluarganya, terutama untuk
anak-anaknya; Ibu menjauhkan keluarganya dari asap rokok; Ibu membawa anak-anaknya ke fasilitas kesehatan ketika sakit atau untuk imunisasi; dan Ibu yang memeriksakan kehamilannya sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Selain itu, seorang Ibu memiliki peran yang besar dalam pelaksanaan program bantuan sosial pemerintah yang ditujukan untuk perbaikan aspek kesehatan dan pendidikan pada keluarga tersebut,” jelas Aryana.
Di dalam sambutan dan sesi talk show, Ramona Sequeira. President of Takeda’s Global Portfolio Division, mengatakan bahwa Takeda, sebagai perusahaan memahami keberagaman, pun menetapkan women’s leadership dan menaruh perhatian terhadap kesehatan masyarakat. “Di Takeda kami memahami bahwa kesehatan dan kesejahteraan masyarakat terkait erat dengan akses mereka terhadap nutrisi dan masyarakat sekitar di mana mereka tinggal dan bekerja” kata Ramona. “Oleh karena itu, melalui program Corporate Social Responsibility global, Takeda bekerja sama dengan mitra-mitra lokal untuk mempelajari apa yang dibutuhkan masyarakat dan mengembangkan solusi inovatif yang akan memberikan dampak positif yang panjang untuk kesehatan dan kesejahteraan sosial baik individual dan masyakat.” Prioritas pertama dari tiga prioritas program untuk Indonesia tersebut terkait dengan penghentian keracunan timbal pada asupan nutrisi anak, sedangkan dua prioritas lainnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan reproduksi perempuan melalui peningkatan akses perawatan
berkelanjutan dan menanggulangi kekerasan terhadap perempuan.

Talk show ini juga dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan dari sektor swasta maupun pemerintah. Siti Nadia Tarmizi, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
dalam pemantik diskusi dan talk show menjelaskan bahwa kesehatan keluarga dipengaruhi oleh gaya hidup yang diterapkan. “Ibu berperan dalam dalam membentuk dan menentukan pola hidup keluarga yang sehat. Bagaimana perempuan di Indonesia harus lebih berdaya dan memiliki pengetahuan dalam kesehatan, karena dia berperan sebagai penggerak utama dalam keluarga dan masyarakat. Perempuan berhak untuk mencapai derajat kesehatan setinggi-tingginya dan berhak memiliki akses maupun kontrol atas makanan bergizi, air bersih, maupun layanan kesehatan,” jelas Siti Nadia.

Pembicara selanjutnya, Brian Sri Prahastuti, Tenaga Ahli Utama dari Kantor Staf Presiden. Beliau yang juga merupakan Analis Kebijakan dan Aktivis Perempuan dan Hak Anak mengatakan bahwa jika berbicara tentang kepemimpinan perempuan, seringkali kita melihat kepemimpinan perempuan dari representasi. “Mungkin secara jumlah di suatu perusahaan antara laki-laki dan perempuan seimbang, namun ketika berbicara pada level pengambil keputusan terutama untuk kebijakan publik, jumlah tersebut menjadi tidak seimbang.,” tambah Brian.


Peran perempuan sebagai pengambil kebijakan pun juga digarisbawahi oleh Margaret Aliyatul Maimunah, Ketua Fatayat Nahdlatul Ulama/NU. Beliau yang kerap disapa dengan Ning Aliya juga menyampaikan bahwa perempuan merupakan pemegang kebijakan di keluarganya. “Ini posisi yang sangat strategis dan penting, karena
mereka yang menjadi penentu kualitas kesehatan keluarga. Fatayat Nahdlatul Ulama dalam program kerjanya juga melakukan berbagai intervensi pada keluarga, lingkungan sekitar, dan kelembagaan dan mempunyai fokus terhadap isu stunting dan isu lainnya seperti area bebas asap rokok di rumah. Hal ini pun juga sesuai dengan yang disampaikan oleh Suci Arumsari, Direktur Utama dan Co-Founder Alodokter, yang menyatakan bahwa peranan wanita dalam dunia kesehatan sangat penting. “Kesehatan bukan menjadi satu keperluan khusus untuk satu
orang, namun untuk kita semua. Namun, kesempatan bagi perempuan untuk menunjukkan kemampuannya di bidang pekerjaan apapun sangat terbatas. Padahal, perempuan bisa memberikan yang terbaik dari yang terbaik,”
tambah Suci. Bicara tentang peran perempuan dalam jaminan sosial, Asih Eka Putri, Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional/DJSN, menjelaskan bahwa para istri memiliki peran kunci dalam keikutsertaan keluarga pada
sistem jaminan Sosial. “Istri harus memiliki pengetahuan yang mumpuni tentang jaminan sosial keluarganya, menjadi pengingat keluarga agar tidak terputus iuran jaminan sosialnya, supaya ketika terjadi kejadian yang tidak
diinginkan, jaminan sosial tersebut dapat digunakan.

Narasumber talk show terakhir, Mulya Rahma Karyanti, Konsultan Penyakit Infeksi Anak, menekankan bahwa perempuan diharapkan dapat melakukan multitasking dalam melaksanakan tanggung jawabnya. “Suatu negara bisa maju kalau perempuannya terdidik. Karena perempuan ini yang akan hamil, melahirkan, menyusui, membesarkan, dan mendidik anak-anak. Pesan dokter Karyanti kepada para perempuan Indonesia adalah agar
perempuan menuntut ilmu setinggi-tingginya, namun kembalilah ke Indonesia untuk membangun bangsa.

By MayaJPN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *