Oleh : Dr. Nicholay Aprilindo.

Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung

JPNIndonesia.com JAKARTA-Pilpres 2024 tinggal beberapa saat lagi, sedangkan pendaftaran pasangan capres-cawapres yang diusulkan dan didukung partai politik maupun gabungan partai politik tinggal beberapa bulan lagi, tepatnya sekitar bulan oktober 2023 yang akan datang, namun situasi dan kondisi motor politik pencapresan sudah mulai hangat dan siap untuk tancap gas ketika waktunya tiba.

Berikut ini penulis ingin membagikan sedikit pengalaman di alam nyata berdasarkan fakta, ketika penulis memanfaatkan momentum hari libur nasional Idhul Fitri dalam perjalanan darat mulai dari Jakarta – Jawa Tengah -Jawa Timur sampai ke Bali, perjalanan panjang yang mungkin bagi sebahagian orang sangat melelahkan, namun bagi penulis sangat menggembirakan dan bermanfaat, karena sebagai seorang aktivis, penulis ingin menggunakan kesempatan tersebut untuk menjaring suara dan pendapat rakyat secara langsung dari mulut ke mulut dengan cara yang sangat sederhana tanpa rekayasa, tanpa mengumpulkan orang atau massa dan membagi-bagikan uang atau membuat “Proposal” ini dan itu, namun hanya dengan cara mampir di warung kopi pinggir jalan arteri (non tol) sambil membeli kopi, minum kopi dan ngobrol lepas dengan sesama pengguna jalan dan masyarakat yang juga sedang mampir minum sekedar untuk minum kopi/teh atau makan indomie rebus, gorengan yang semuanya bayar masing-masing tanpa ada dana pesan sponsor dari donatur manapun, sungguh menarik.

Dalam obrolan di warung kopi tersebut topik hangat yang jadi obrolan lepas baik oleh pemudik yang menggunakan motor roda dua maupun roda empat serta pengguna jalan lainnya, masyarakat yang sekedar mampir di warung kopi tersebut pada saat buka puasa atau saat malam hari sambil melepas lelah sejenak, beragam masalah yang menjadi pembicaraan namun pembicaraan banyak mengarah pada masalah pilpres 2024 padahal masih didalam suasana puasa dan menjelang lebaran/Idhul Fitri khususnya, dan yang sangat menarik adalah ketika setelah tanggal 21 April 2023 yang lalu dimana masih banyak masyarakat pemudik yang melakukan perjalanan mudik mereka atau sekedar perjalanan mengisi liburan cuti panjang mereka.

Mungkin bagi sebahagian orang berkelas dan mampu secara financial jalan tol adalah jalan utama untuk mempercepat waktu sampai mereka ke tempat tujuan, namun bagi yang lebih menghemat biaya karena harus membawa pulang uang hasil kerja dan THR bagi kebutuhan keluarganya jalan arteri adalah jalan utama yang dipilih mereka, dan disitulah kesempatan mereka bisa saling bersilaturahmi, bertegur sapa, dan ngobrol lepas sambil melepaskan lelah.

Seperti penulis katakan pada saat tgl. 21 April 2023 khususnya malam hari, pembicaraan, obrolan tentang capres dari PDIP yang di deklarasikan oleh ibu Megawati yaitu Ganjar Pranowo tidak seramai yang dibicarakan oleh media massa maupun medsos, ketika penulis menanyakan pencapresan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo sebagai Capres dari PDIP tanggapan dari sekumpulan orang yang sama2 sedang minum kopi malam di warung kopi mereka datar-datar saja, bahkan ada yang mengatakan Alhamdulillah semoga amanah, ada yang juga mengatakan memangnya kalau Ganjar Presiden nasib kita berubah ? ada juga yang mengatakan ya itulah pilihan Ibu pemilik PDIP, ada juga yang mengatalan itu pilihan Presiden Jokowi, dan penulis menanyakan kira-kira siapa yang cocok mendampingi Ganjar utk cawapresnya, ada yang mengatakan Gibran Walikota Solo, ada yang mengatakan Anies Baswedan, ada yang mengatakan Prabowo.

Kemudian penulis mencoba mengalihkan pembicaraan sambil “nyruput” kopi, bagai mana kalau Anies Baswedan, ada yang menjawab podo wae mas, ada yang menjawab mungkin juga bisa bawa perubahan, ada yang jawab insya Allah terkabul.

Kemudian sambil menyalakan sebatang rokok jie sam soe penulis memancing dengan menambah kopi sambil bertanya bagaimana bila Prabowo calon presiden, jawabannya pun sama dengan dengan 2 calon lainnya, ada yang mengatakan Alhamdulillah, Insya Allah, ada juga yang mengatakan podo wae (sama saja), namun yang menarik ada yang balik bertanya “pasangane sopo mas (pasangannya siapa mas)?”, lalu penulis jawab, kalau dengan Ganjar gimana, ada ya jawab bisa saja, ada yang jawab tidak setuju, ada yang jawab setuju sekali, ada yang jawab podo wae, lalu penulis tanya lagi kalau dengan Anies ?, ada yang jawab insya Allah jadi, ada yang jawab, beda aliran, ada yang jawab kalau Prabowo mau dipasangkan dengan Anies.

Obrolan makin seru, kopi tambah lagi, rokok jie sam soe tambah sebungkus lagi, pemilik warung kopi ikut nimbrung karena jualannya laku malam itu, lalu penulis bertanya lagi, bagaimana kalau Prabowo dipasangkan Mahfud MD, anehnya suasana kocak berubah jadi hening sejenak sambil menunjukkan berbagai ekspresi wajah, lalu ada yang “nyletuk” nah….itu dia mas aku setuju banget biar Indonesia bersih dari korupsi biar bisa maju, ada yang jawab anggota dewan aja dibuat ketar-ketir sama Mahfud, ada yang bilang cocok itu pasangan ideal, ada yang jawab datar saja dengan kata-kata “podo wae mas, yen ono sing anyar pisan yo tak pilih”(sama saja mas, kalau ada yang baru sekali ya saya pilih), ada juga yang menjawab apakah jamin nasib kita masyarakat bawah dapat berubah ?

Obrolan- obrolan tersebut bukan obrolan fiktif atau fiksi, tapi sungguh obrolan nyata dikalangan arus bawah ketika arus mudik terjadi di beberapa warung kopi yang penulis sempatkan untuk mampir minum kopi sambil melemaskan otot kaki dan pinggang selama perjalanan jauh.

Obrolan di masing-masing warung kopi berbeda-beda namun substansinya sama dan isi pertanyaan maupun jawabannya tidak berbeda jauh, ada yang optimis, ada yang pesimis, ada yang biasa-biasa saja.
Namun ada yang antusias bahkan memberikan banyak masukan serta pendapat pada penulis.

Penulis tidak akan menyebut nama warung kopinya karena memang warung pinggir jalan, dan didaerah mana, karena penulis tidak ingin melibatkan pemilik warung sebagai tempat obrolan warung kopi.

Penulis menyadari akan pro dan kontra pasti terjadi pada masing-masing calon presiden maupun pada pendukungnya, namun itulah fakta yang terjadi, walaupun fakta tersebut tidak mewakili sekian ratus juta penduduk Indonesia yang punya hak pilih, namun setidaknya gambaran kecil tadi merupakan sekelumit informasi kecil yang dapat dipakai oleh para calon presiden, partai pengusung atau pendukungnya, serta penyelenggara pemilu khususnya pilpres, bahwa ditengah masyarakat ada sikap apatis, pesimis dan ada sikap optimis, sekarang tinggal semua pihak yang berkompeten yang akan berkontestasi, bertanding gagasan dan ide, melakukan introspeksi diri demi suksesnya pemilu dan pilpres 2024 dan menjaga agar tidak terjadi polarisasi antar masyarakat yang menyebabkan disintegrasi bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia.

“Carilah dukungan langsung masyarakat arus bawah atau biasa disebut “akar rumput” daripada sibuk mencari dukungan para elite yang belum tentu mempunyai masyarakat arus bawah atau “akar rumput”, jangan mudah percaya pada “broker’broker suara yang menjanjikan manis didepan namun pahit di belakang

Dimana bumi dipijak, disitu langit di junjung
Semoga bermanfaat ✊🇮🇩💪🤝🙏

Penulis adalah aktivis Polhukam & HAM.

By MayaJPN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *