JPNIndonesia.com JAKARTA-Membicarakan masalah pendidikan nasional memiliki cakupan yang amat luas: makro, meso, dan mikro. Makro terkait dengan persoalan ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Meso terkait dengan kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Pemerintah, dan mikro terkait dengan praksis pendidikan di lapangan. Dalam prakteknya, ketika hal tersebut tidak dapat dipisahkan secara tegas, tapi saling berlindan satu sama lain. Yang sering terjadi adalah apa yang muncul di lapangan (mikro) adalah imbas dari pesoalan meso dan makro. Saya tidak akan membahas isu makro, meso, dan mikro secara detail; tapi tulisan ini akan mencova melihat persoalan pendidikan dari ketiga pendekatan tersebut.


Sebagai seorang yang lebih dari 40 tahun bergulat di dunia pendidikan, dimulai dengan menjadi guru SMP dan SMA mulai tahun ajaran 1982/1983 lalu, menulis isu-isu pendidikan sejak 1983, dan kemudian bergaul dengan para pengambil kebijakan maupun mantan pengambil kebijakan, semakin hari saya merasa semakin meresahkan masa depan pendidikan nasional. Ya meresahkan, karena kapasitas saya hanya bisa meresahkan saja, tidak mampu memberikan solusi. Mencari solusi adalah domain penguasa.

Ada sejumlah sebab atau faktor yang memicu timbulnya keresahan. Pertama, terkait dengan relasi antara negara versus warganya yang semakin jauh. Kedua, kecenderungan cara pandang pengambil kebijakan yang menyempit mengenai hakekat pendidikan. Ketiga, politisasi pendidikan yang tiada henti, dan keempat jebakan pada tata kelola semata. Akibatnya, pendidikan yang seharusnya melahirkan kecerdasan, kedekatan relasi antara negara dengan warganya, semangat kegotong-royongan, suasana yang tertib damai, dan kegembiraan; yang terjadi justru melahirkan ketumpulan hati nurani, ketegangan yang terus menerus antara negara versus warga, kekacauan dalam berelasi antar sesama, serta kemurungan pada warga.


Ada banyak isu, baik di tingkat makro, meso, maupun mikro pendidikan nasional yang patut kita resahkan karena akan menyangkut masa depan pendidikan itu sendiri. Pertanyataan patut kita resahkan itu mengisyaratkan bahwa kondisi pendidikan nasional tidak baik-baik saja, dan masa depan pendidikan nasional juga semakin tidak jelas.

By MayaJPN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *