Jpnindonesia.com Jakarta – Dewan Komisaris Dan Manajemen Emiten Karet dan Kelapa sawit, PT Jaya Agra Wattie Tbk (“JAWA” atau “Perseroan”) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tahun 2022 dan Paparan Publik, bertempat di Hotel Yello Harmoni Jakarta, Jum’at (30/06/2023)
Paparan Publik ini di hadiri oleh Harjadi Soedarjo (Direktur Utama), Harli Wijayadi (Direktur Keuangan) dan Ryan Nurfitriyandi (Direktur Operasional).
Acara Paparan Publik ini Dipimpin oleh Direktur Utama, Harjadi Soedarjo dengan membuka dan memperkenalkan Dewan Direksi yang hadir. Dilanjutkan dengan paparan oleh Direktur Keuangan, Harli Wijayadi.
Harli Wijayadi, menyampaikan Paparan Publik nya dimana membacakan agenda yaitu
Sekilas PT Jaya Agra Wattie, Tbk, Kinerja Operasional PT Jaya Agra Wattie, Tbk, Kinerja Keuangan, Produksi & Target 2023, PT Jaya Agra Wattie, Tbk, Kendala Perseroan & Upaya Mengatasinya serta Tanggung Jawab Sosial PT Jaya Agra Wattie, Tbk.
VISI & MISI
PT JAYA AGRA WATTIE, TBK
yaitu :
Visi : Menjadi Perusahaan agribisnis terdepan yang menghasilkan produk
bermutu tinggi dan bertanggung jawab secara lingkungan.
Misi :
- Menjadi perusahaan yang dapat dipercaya dengan komitmen yang kuat untuk memelihara lingkungan
- Memiliki manajemen yang sangat peduli terhadap kesejahteraan karyawan
- Meningkatkan nilai pemegang saham
- Berpartisipasi dalam pembangunan nasional
melalui produk bermutu tinggi untuk memenuhi permintaan pasar lokal dan ekspor sebagaimana komitmen perusahaan untuk meningkatkan standar kehidupan masyarakat sekitar.
PT Jaya Agra Wattie Tbk (“JAWA” atau “Perseroan”), mencatat peningkatan penjualan neto sebesar 15 persen menjadi Rp971,54 miliar dibandingkan dengan penjualan neto sebesar Rp843,19 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Namun, meskipun penjualan meningkat, Perseroan juga mengalami peningkatan beban pokok penjualan sebesar 24 persen menjadi Rp944,24 miliar dari Rp761,00 miliar. Akibatnya, laba kotor perusahaan turun 67 persen menjadi Rp27,29 miliar dari laba kotor sebesar Rp82,19 miliar.
Lebih lanjut, Harli Wijayadi mengungkapkan menyampaikan bahwa beban usaha juga mengalami peningkatan menjadi Rp57,33 miliar dari Rp52,68 miliar pada tahun sebelumnya. Rugi usaha yang diderita Perseroan mencapai Rp30,04 miliar, menurun 202% dibandingkan dengan laba usaha sebesar Rp29,51 miliar yang diraih pada tahun sebelumnya, “jelas Harli.
Menurut Harli, selain rugi sebelum pajak Perseroan juga mengalami peningkatan sebesar 48% menjadi Rp280,62 miliar dari rugi sebelum pajak sebesar Rp189,44 miliar pada tahun sebelumnya. Rugi neto yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk juga meningkat 69% menjadi Rp300,21 miliar dari rugi neto sebesar Rp177,49 miliar pada tahun sebelumnya.
Harli menyebut, Total liabilitas Perseroan mencapai Rp3,47 triliun hingga periode 31 Desember 2022, naik dari total liabilitas sebesar Rp3,34 triliun pada periode 31 Desember 2021. Sementara itu, total aset Perseroan mencapai Rp3,59 triliun pada akhir 2022, mengalami peningkatan sebesar 0,66% dari total aset sebesar Rp3,57 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Menurut Harli Perseroan menghadapi beberapa kendala yang mempengaruhi kinerja keuangan mereka. Pertama, harga komoditas yang mereka produksi masih berfluktuasi dan cenderung melemah. Kedua, biaya produksi pada komoditas yang dimiliki oleh Perseroan meningkat, terutama biaya-biaya penunjang produksi. Ketiga, Perseroan juga menghadapi beban bunga yang signifikan yang harus dibayarkan.
Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, Harli menegaskan, Perseroan telah mengambil beberapa langkah. Pertama, mereka berencana meningkatkan jumlah tanaman yang menghasilkan di berbagai lahan yang mereka miliki. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan produksi dan penjualan komoditas mereka.
Kedua, Perseroan berusaha mengoptimalkan produktivitas komoditas yang dimiliki oleh Perseroan. Dengan memperbaiki teknik budidaya, penggunaan pupuk yang efisien, dan pengelolaan yang baik, mereka berharap dapat meningkatkan hasil panen dan mengurangi biaya produksi.
Selain itu, Perseroan juga fokus meningkatkan penjualan produk-produk utama mereka, seperti Crude Palm Oil (CPO) dan karet. Dengan strategi pemasaran yang lebih agresif dan pengembangan jaringan distribusi yang luas, Perseroan berharap dapat memperluas pangsa pasar dan meningkatkan pendapatan dari penjualan.
Meskipun Perseroan menghadapi tantangan dalam kinerja keuangan mereka, Perseroan tetap berkomitmen untuk menghadapinya dan mencari solusi yang tepat. Dengan melakukan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan produksi, penjualan, dan efisiensi biaya, mereka berharap dapat memperbaiki performa keuangan mereka dan mencapai pertumbuhan yang lebih baik di masa depan.