Jpnindonesia.com Jakarta- International Handicraft Trade Fair (INACRAFT) 2023 yang mengangkat produk-produk kerajinan unggulan serta kekayaan tradisi, seni, dan budaya yang ada di Indonesia.
Pameran berlangsung mulai 4 – 8 Oktober 2023 di Jakarta Convention Center (JCC), bertujuan untuk mempromosikan produk kerajinan lokal untuk meraih peluang pasar baik domestik maupun internasional.
Dengan tema tetap “From Smart Village to Global Market”, pameran Inacraft di bulan Oktober ini akan lebih menonjolkan perajinperajin milenial dengan produk kekinian.
“Tahun ini, pameran INACRAFT diikuti 772 booth terdiri dari 21 anggota ASEPHI, 18 Binaan BUMN, Binaan dinas/Dekranasda, dan peserta International dari negara2 sahabat.
Hal ini juga menjadi peluang besar bagi salah satu peserta pameran dari Yogyakarta yaitu batik “MARENGGO”, yang ikut meramaikan pameran Inacraft 2023 dalam menunjukkan eksistensi seni, kreativitas dan kerajinannya.
Nuri selaku owner dari Batik “MARENGGO” saat ditemui awak media mengatakan produk yang kami tampilkan di Inacraft 2023 adalah Batik Marenggo , kami salah satu fesyen dari Yogyakarta, kami bawakan bahan baku warna alam,apa itu bahan baku warna alam, adakah pewarna dari akar,dari tumbuhan, dan pewarna dari tanah kita ambil dari tanah Klaten, untuk jenis kain kainnya sendiri kami bawa kain katun dan sutera, beragam ya untuk materialnya, warna warnanya juga beragam, tapi kami ada bawakan warna terbaru itu warna peach, sama warna kuning, dan hijau yang merupakan best seller, usaha ini mulai dari 2015, ini adalah pertama kali kami ikut di Inacraft,” papar Nuri.
Pemasaran kami sendiri lewat offline di pameran, kalau online melalui media sosial Instagram, Shopee, selain di Indonesia kami juga sudah mengirimkan ke Singapore, Jepang untuk kimono, dan Prancis, batik Marenggo itu motif yang muda-muda sesuai dengan tema Inacraft di tahun ini, harga mulai dari Rp 250 ribu hingga Rp 3 juta an ,”jelas Nuri.
Awal mula saya tertarik dengan usaha ini adalah melihat ibu membatik, dan saya juga melanjutkan study di perguruan tinggi Yogyakarta jurusan textil, jadi saya di kuliah membuat design- design baju,”ujarnya.
Kami juga bisa design untuk seragam, kami bisa designkan sesuai dengan logo seragam,, jadi logonya bisa berbeda dengan yang lainnya, jadi punya cerita dari motif itu sesuai logonya misalkan, kita sudah pernah buat seragam Raflesia, Istana Bogor kita sudah pernah buat seragamnya juga,”imbuhnya.
Harapannya batik “MARENGGO” kami promosikan di Inacraft semakin dikenal, dengan penelitian untuk pembelian selanjutnya, nantinya kalau kita mengikuti Inacraft lagi sudah lebih bisa mendatangkan buyer lebih banyak lagi, tentunya semoga batik “MARENGGO” dikenal lebih luas lagi, sebab yang datang kesini bukan hanya orang Indonesia, tapi ada dari Jepang, Prancis, Kami dari desa ,kami punya visi untuk mengembangkan teknologi dari batik lokal sampai internasional, jadi cocok sekali dengan tema tahun ini,”ujar Nuri.
Batik “MARENGGO” pernah meraih penghargaan Australian Awards ,kami meraih penghargaan karena salah satunya menggunakan pewarna alam dari tanah, kami disana 2 minggu di Sidney, Melbourne, dan Brisbane ,kita juga pernah meraih penghargaan dari Citibank kategori Mikro Enterpreneur tahun 2018,, kami ada di Instagram IG @marenggobatik dan juga di website www.marenggo.com ,”pungkas Nuri dengan semangat.