Jpnindonesia.com Jakarta-Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyelenggarakan Minerba Expo 2024, di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Senin (25/11/2024).
Ekspo bertajuk “Minerba Menggerakkan Indonesia” melibatkan lebih dari 60 badan usaha dan mendapat dukungan penuh dari berbagai asosiasi dan badan, termasuk Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) dan Badan Geologi.
Pemerintah terus mendorong hilirisasi komoditas mineral dan batu bara (minerba) sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto yang ingin mendorong laju pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 6 persen dalam beberapa tahun mendatang.
Ditemui di sela sela acara hari terakhir Minerba Expo 2024 Presiden Director PT. Coalindo Energy Jimmy Gunarso mengatakan terkait dengan esensial mengenai sumber daya dan cadangan bagian dari estimasi support ke pemerintahan dalam penentuan neraca sumber daya dan cadangan untuk semua komoditas Baik itu Batubara, emas, nikel dan lainnya, imbuhnya di Balai Kartini Jakarta, Selasa (26/11/24).
Lanjut Jimmy, kita menyampaikan esensialnya apa dan kita juga melihat pentingnya sumber daya cadangan dalam perencanaan perusahaan tambang kedepannya seperti apa?. Kita lebih banyak ke sumber daya dan cadangan dibutuhkan dalam berapa besaran?. Jadi berapa besarnya dan itulah menjadi nilai ekonomisnya, ungkapnya.
Jimmy menambahkan, kalau sumber daya tidak ekonomis akan ditinggalkan tetapi kalau ekonomis menjadi cadangan yang prospek. Di Indonesia juga banyak komoditas yang bisa dikembangkan, terangnya.
Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) dan Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI) kita membentuk komite bersama KCMI adalah komite cadangan mineral Indonesia. Yang akhirnya mengeluarkan kode yakni standar yang berisi tentang kebijaksanaan tentang garis besar cara melaporkan tentang sumber daya dan cadangan agar kejadian seperti Bre-X Busang tidak terjadi lagi di Indonesia.
Makanya kita menyampaikan sumber daya dan cadangan dengan proper. Salah satunya dengan menggunakan kode KCMI 2017 dan SNI 5015 dan 4726 tahun 2019, jelasnya.
Kita juga melakukan estimasi cadangan sudah mempertimbangkan domestik market obligation sebesar 25%. Dan sisanya 75 ℅ bisa untuk dalam negeri maupun untuk luar negeri, terangnya.
Selain itu juga dibutuhkan hilirisasi untuk memberikan nilai tambah raw material menjadikan barang bernilai tambah,
dengan memiliki wawasan ESG.
Prospek batubara energi perlu diperbaiki perlu dikembangkan carbon capture atau energi berwawasan lingkungan. Energi batubara bisa dipakai agar menjadi energi bersih perlu ada rekayasa carbon capture Utilization and storage (CCUS) yakni teknologi bersih untuk batubara.
Batubara di Indonesia masih ada 31 miliar ton cadangan dan bisa digunakan tetapi dengan lingkungan bersih, pungkasnya